Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi X Andreas Hugo Pareira mengatakan Usia 50 tahun untuk seorang anak manusia, boleh dibilang usia matang, dan dalam perjalanan karir seharusnya pada usia relatif mapan.
Demikian pula dengan PDI Perjuangan. PDI Perjuangan pun telah melalui phase yang panjang dalam kesejarahannya, 50 tahun sejak fusi pada massa rejim otoritarian Orde Baru, 1973.
PDI (yang kemudian menjadi PDI Perjuangan) lahir dari fusi lima partai; PNI, Parkindo, Partai Katolik, Murba dan IPKI, dibawa tekanan rejim Orba. Dari perjalanan sejarah ini, paling tidak, partai Banteng moncong putih ini, telah mengalami 4 fase penting, jelasnya Senin (9/1/2023).
Lebih lanjut Andreasmemaparkan Pertama, fase kompromi dan perlawanan, 1973-1993. Pada massa ini PDI hidup dalam tekanan politik rejim Orde Baru, sehingga existensi partai pun sangat tergantung pada kran kontrol rejim Orde Baru.
Sebagai partai nasionalis kebangsaan dengan basis ideologi Sukarnois yg dimotori unsur faksi PNI, kehadiran PDI selalu dilihat sebagai ancaman untuk stabiltas kekuasaan rejim Orde Baru. Sehingga untuk mengontrol PDI, rejim Orde Baru mempraktikan politik pecah belah dan mengontrol (devide et impera). Sehingga partai banteng ini selama massa Orde Baru tidak pernah terbebas dari konflik internal.