Jakarta, Gesuri.id - Penulis bukan kader PDI Perjuangan, bukan pula simpatisan. Tapi melihat situasi politik Indonesia hari ini, penulis bersaksi bahwa partai banteng ini memiliki garis perjuangan yang tidak main-main. Jauh berbeda dengan partai-partai lain yang oportunis untuk memenangkan hati rakyat dalam pesta demokrasi, PDI Perjuangan tetap istiqomah menjadi partai ideologis yang menjaga amanah Undang-Undang dengan merawat konstitusi.
Pada pemilu 2024 ini, jika PDI Perjuangan mau sedikit oportunis saja, ia bisa melanggengkan kemenangan secara mudah dengan menuruti semua keinginan Jokowi, petugas partai yang ingin meneruskan jabatan presiden tiga periode, atau memperpanjang masa jabatan, pun dengan memasangkan Ganjar Pranowo dengan orang yang diinginkan Jokowi, semua ditolak.
Baca:3 Bandara Dibangun di EraGanjar
PDI Perjuangan lebih memilih memegang bara yang panas, tegas menjaga konstitusi dan tidak mau bermain-main dengan Undang-Undang. Pun ketika memilih pendamping Ganjar, PDI Perjuangan meminang orang yang dikehendaki rakyat, Mahfud MD, tokoh jujur kenyang asam garam politik yang sudah melewati carut marut negeri ini dengan prestasi yang gemilang dalam trias politik demokrasi, sebagai anggota legislatif di DPR, eksekutor pemberani sebagai menteri pertahanan era Gus Dur plus menkopolhukam di era Jokowin dengan membongkar banyak kasus besar, dan bahkan menjadi ketua Mahkamah Konstitusi, lembaga yang menjaga marwah bangsa, mengoreksi segala aturan negara untuk kepentingan rakyat, di saat banyak ketua MK tersandung masalah hukum, Pak Mahfud MD justru menjadi ketua MK yang sangat bersih dan berprestasi. Jelas PDI Perjuangan lebih memilih Pak Mahfud MD dibanding tokoh lain di negeri ini. PDI Perjuangan tahu, ia tak akan bisa mengendalikan Pak Mahfud, karena itulah tujuannya, memberantas mafia hukum yang mengganggu demokrasi.