Jakarta, Gesuri.id - Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si. atau Kaka Ansy, begitu panggilan akrabnya, sosok politisi yang masih terbilang muda karena baru satu periode menjadi anggota DPR RI (2019-2024) dari fraksi PDI Perjuangan mewakili daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan Kota Kupang.
Pada pemilu 2024, Kaka Ansy kembali terpilih mewakili dapil yang sama. Banyak suara-suara akar rumput yang berharap dirinya tetap memilih karier politiknya di DPR RI. Hal ini bisa dilihat beragam keluhan komentar dan isu yang berkembang di sosial media masyarakat NTT.
Saya mengamati cukup lama dinamika dan beragam kritikan yang cukup keras dari masyarakat NTT secara khusus Dapil 2. Tentu hal ini ada sebab. Pada dasarnya, kritikan tersebut bukan tentang menolak Ansy Lema yang kini mantap diusung PDI Perjuangan untuk ikut kontestasi di Pilgub NTT November mendatang.
Namun di balik kritikan tersebut, tersemai harapan-harapan, tentang siapa yang ke depannya akan bersuara keras di Senayan, atau sepeninggal Kaka Ansy di kursi empuk DPR RI, pada siapakah kegelisahan dan kehendak realitas yang keras dan ganas di bumi Flobamorata itu dititipkan.
Sebab, problem kemiskinan, stunting, human trafficking, pendidikan, kesehatan, eksploitasi hutan adat, nasib nelayan tani ternak serta kompleksitas ratapan nasib kehidupan masyarakat NTT masih jauh dari keadilan yang setara.