Aturan KPU Larang Foto Bung Karno Harus Digugat

Inilah keajaiban Bung Karno yang tidak dimiliki banyak tokoh lain di dunia, “Fotonya selalu aktual” memenuhi ruang pemikiran di segala Zaman
Jum'at, 02 Maret 2018 17:43 WIB Jurnalis - Anton DH Nugrahanto

Tak ada yang sedemikian kontroversialnya sebuah foto di Indonesia selain foto Bung Karno. Foto-foto Bung Karno adalah sejarah yang hidup, gerak foto itu bahkan melampaui umur Bung Karno sendiri. Tak pelak foto Bung Karno adalah sejarah Indonesia yang menggelegak penuh pesona.

Bung Karno sadar bahwa ia perlu kekuatan untuk menggerakkan massa, karena pergerakan massa adalah bagian dari jalan idealisme, tanpa massa-aksi yang bergerak maka cita-cita politik tak akan efektif berjalan, untuk menggerakkan kekuatan massa maka foto-foto inspiratif harus diserap dalam ingatan publik, dan Bung Karno memang paham seni di depan kamera, dengan satu gerakan saja ia mampu menciptakan gambar kharismatis yang bisa diingat banyak orang.

Pada medio tahun 1920-an ada foto terkenal Bung Karno, dengan lagak seperti Clark Gable aktor terkenal di tahun 1920-an. Foto itu diambil di tepi jalan Braga, Bandung. Saat itu Bung Karno memelihara kumis tipis dan rambutnya berjambul, di depannya secangkir kopi tubruk, matanya yang tajam itu memandang ke arah jalan. Foto ini kerap diingat sebagai sebuah jaman yang bergerak. Tahun 1920-an memang dikenal sebagai Jaman Pergerakan. Dan pada paruh pertama tahun 1920-an Bung Karno sedang aktif-aktifnya membangun rumusan pergerakan kaum muda, ia menggodok konsepsi arah pergerakan politik, sehingga ia bisa menemukan satu hal : Persatuan. Konsepsi Persatuan adalah konsepsi paling awal dalam pemikiran Sukarno, yang kemudian mempengaruhi anak anak muda seperti M. Yamin, Sugondo Djojopuspito, WR Supratman dan banyak lainnya untuk mempersatukan gerakan politik dalam sebuah ikatan bernama Sumpah Pemuda. Di tahun 1930-an foto yang terkenal adalah foto Bung Karno di depan Pengadilan (Landraad) Kota Bandung, bersama pengacara pengacaranya, rakyat mengingat sebuah pidato paling hebat yang membangkitkan kesadaran Indonesia modern tentang kekayaan bangsa ini yang diangkut ke Belanda, dalam pidato Indonesia Menggugat.

Jaman terus melaju, berbagai peristiwa politik terjadi dan puncaknya adalah Revolusi Kemerdekaan, disinilah kemudian Bung Karno menggunakan politik foto untuk menjalankan gerakan aksinya. Bung Karno adalah satu satunya pemimpin yang amat dipercaya rakyat, ada satu cerita ketika Tan Malaka menanyakan peluang untuk menggantikan Sukarno pada Sutan Sjahrir, di jawab Sutan Sjahrir dengan tangkas Kalau saja Anda populer 10% dari Sukarno kami akan mempertimbangkan Anda sebagai presiden. Sjahrir saat itu sudah keliling Jawa, dan seluruh rakyat yang dijumpainya menyatakan berada dibelakang Bung Karno. Di masa revolusi bersenjata foto Bung Karno bahkan dijadikan semacam garansi politik bagi pihak-pihak yang bertikai, sementara di sisi lain pihak serdadu Belanda malah membawa bawa foto Bung Karno di depan Jip mereka, banyak dari serdadu Belanda yang pulang menjadikan foto Sukarno sebagai buah tangan kenang-kenangan.

Di tahun 1950-an, Bung Karno menggunakan foto-fotonya sebagai alat penyadaran geopolitik, setelah pemikiran panjang di tahun 1952, bahwa sentral isu yang harus dimainkan di Indonesia adalah persoalan geopolitik saat itu ada dua isu besar yang dibawa Bung Karno ke dunia Internasional pertama adalah Perebutan Irian Barat dan kedua adalah Menghantam Neo Kolonialisme dan Imperalisme dalam bentuk Permodalan baik di Asia Tenggara maupun di wilayah wilayah lain, pada masa itu seluruh adegan adegan foto Bung Karno menggambarkan bagaimana Bung Karno dekat dengan pemimpin pemimpin dunia, bahkan salah satu foto legendarisnya adalah foto kedekatan antara Bung Karno dan JF Kennedy, yang sampai di tahun 1990-an masih jadi foto paling populer di kalangan anak anak muda. Foto Bung Karno dengan JF Kennedy ini pula yang sedikit banyak membantu politik diplomasi Indonesia dalam merebut Irian Barat.

Baca juga :