Bung Karno, Bu Mega dan Imam Besar Al-Azhar

Oleh: Duta Besar Republik Indonesia Untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi
Rabu, 24 Juli 2024 05:29 WIB Jurnalis - Heru Guntoro

Jakarta, Gesuri.id - Pertemuan Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Syaikh Ahmad Thayyeb, Imam Besar Al-Azhar, Mesir dalam kunjungan ke Indonesia (11/7/2024) minggu lalu memberikan makna dan kesan khusus, utamanya dalam hubungan bilateral Indonesia-Mesir sekaligus upaya mendorong perdamaian dunia. Pertemuan tersebut mempunyai dimensi historis, filosofis, bahkan geopolitik. Selain itu, istimewanya kedua sosok penting mempunyai kedekatan pemikiran, khususnya dalam membangun solidaritas kebangsaan dan persaudaraan kemanusiaan.

Dalam perbincangan yang bernuansa keakraban tersebut, tergambar dimensi hubungan historis yang amat kuat antara Bung Karno dan Imam Al-Azhar. Maknanya, Al-Azhar sangat menghormati kepahlawanan dan jasa-jasa Bung Karno. Sebaliknya, Bung Karno juga sangat mencintai Al-Azhar, karena para mahasiswa Al-Azhar asal Indonesia pada saat itu turut berperan menggaungkan perjuangan kemerdekaan. Jasa para mahasiswa Al-Azhar dicatat dengan tinta emas berhasil mendapatkan dukungan Mesir sebagai salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.

Hubungan historis tersebut bertransformasi menjadi hubungan yang bernuansa filosofis dan intelektual, karena Bung Karno menggandrungi pemikiran ulama-ulama Al-Azhar, di antaranya Muhammad Abduh yang mengusung gagasan rasional-berkemajuan. Dalam salah satu pidato Bung Karno, Islam is progress, bahwa Islam merupakan agama yang mendorong dan mengedepankan rasionalitas. Al-Quran adalah sumber rasionalitas. Kita diperintahkan Bung Karno untuk menyalakan api Islam.

Baca:Lima Kelebihan GubernurGanjarPranowo

Baca juga :