Garuda Indonesia dan Skenario Pascapandemi Covid-19

Oleh: Antonius Lisliyanto (Tenaga Ahli Anggota DPR RI A 251 Fraksi PDI Perjuangan).
Sabtu, 11 April 2020 14:16 WIB Jurnalis - Hiski Darmayana

Jakarta, Gesuri.id - Meskipun pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir, namun sebagai Garuda Indonesia harus mempersiapkan skenario yang akan dijalankan apabila krisis ini berlalu.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, menjelaskan bahwa akan menutup 6 anak Perusahaan Garuda Indonesia. Ini merupakan langkah konkrit melakukan efesiensi di dalam Garuda Indonesia, khusus nya menghadapi dampak Covid-19.

Baca:Perangi Corona, Tina Toon BagikanMaskerPada Rakyat

Sebelum adanya krisis Akibat Pandemi Covid-9, sebenarnya Garuda Indonesia Group sudah menghadapi masalah dengan sejumlah anak perusahaan yang kinerjanya buruk dan membebani Garuda Indonesia. Bisa dikatakan dari sejumlah anak perusahaan Garuda Indonesia Group hanya Citilink dan GMF Aeroasia yang mampu menyumbang pemasukan secara signifikan.

Dengan pandemi Covid-19 ini, cash flow Garuda Indonesia semakin berdarah darah dan sangat mungkin akan ada di posisi minus. Perlu diperhatikan pula hutang sebesar US$ 500 Juta yang jatuh tempo bulan Mei - Juni ini, meskipun akan diadakan renegosiasi penjadwalan kembali namun tetap membawa dampak negatif juga. Melihat kenyataan itu, maka Garuda Indonesia Group harus melakukan perubahan paradigma, selain menjalankan langkah langkah efisiensi ketat.

Baca juga :