Jakarta, Gesuri.id - Pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara Rapimnas Partai Demokrat pada 16 September lalu menjadi alat hasutan untuk memandang Pemilu 2024 akan berlangsung curang. Ini adalah ekspresi kekecewaan SBY karena anaknya AHY kemungkinan tidak bisa dimajukan oleh Partai Politik sebagai kandidat Capres-Cawapres 2024.
Seperti kata pepatah: Orang jujur selalu melihat orang lain baik, orang curang selalu melihat orang lain curang. Karena pada hakikatnya orang akan melihat sebagaimana dirinya.
Tuduhan curang itu sebenarnya refleksi dari kelakuan SBY yang berlaku curang pada Pemilu 2009. Ini psikologis dalam teori permainan, orang curang akan melihat orang lain juga curang.
Hebatnya lagi gugatan kecurangan Pemilu 2009 tidak ada tindak lanjutnya sehingga SBY sampai saat ini aman. Harusnya ada langkah-langkah dari kaum akademis untuk meriset kecurangan pemilu 2009 sebagai bahan evaluasi politik. Karena kecurangan Pemilu 2009 melibatkan sistem.
SBY saat itu merusak mental orang-orang di KPU dengan iming-iming jabatan politik, mengondisikan anggaran negara untuk logistik kampanye partainya dan permainan data DPT (Daftar Pemilih Tetap) fiktif. Kecurangan berlangsung massif dan merusak tatanan sistem yang ada.