Ketika Memuliakan Sang Marhaen

Oleh: Tia Rahmania, M.Psi., Psikolog dan Ketua DPD BMI Banten.
Rabu, 12 Juli 2023 16:00 WIB Jurnalis - Haerandi

Jakarta, Gesuri.id - Apa yang membuat Soekarno bisa menjelaskan Marhaenisme dengan sangat baik? jawabannya Marhaen. Marhaen tidak sebatas nama petani yang dijumpainya di Desa Cigareleng, Bandung Selatan. Saat itu, Putra Sang Fajar bersepada dan tertuju pada seorang petani yang sedang mencangkul di tanahnya. Soekarno kemudian menghampirinya dan bertanya siapa pemilik tanah yang kau garap ini? yang luasnya kurang dari sepertiga hektare.

Dalam perbincangan, diketahui sang petani menggarap tanah sendiri (bukan dibeli, bagian warisan orang tua), memiliki sekop, cangkul, bajak (alat produksi) sendiri, tetapi hasil yang didapatkan tidak ada yang bisa dijual, untuk makan bersama istri dan empat anak saja sudah susah (lihat edisi revisi buku penyambung lidah rakyat, 2007:73-81).

Soekarno berkesimpulan bahwa Marhaen adalah rakyat kecil, punya modal, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa karena ada sistem yang menindas (dimiskinkan). Inilah yang disebut kemiskinan struktural dan fenomena ini terjadi di banyak negara berkembang. Kemiskinan struktural pada dasarnya adalah suatu bentuk kekerasan yang memerlukan analisis untuk menyadarinya dan kekerasan tidak harus fisik, bisa terjadi melalui proses hegemoni berupa cara pandang, cara berpikir, ideologi, kebudayaan, bahkan selera golongan tertentu yang mendominasi.

Soekarno kelak menggunakan nama Marhaen sebagai simbol untuk rakyat kecil yang ditindas oleh sistem. Jadi bukan hanya petani, tetapi buruh, dan proletar lain dan tidak hanya menjadi personifikasi bagi rakyat kecil. Tetapi menjadi ideologi perlawanan pada imperialism--kapitalisme. Lantas apa antara Marhaen, Marhaenis dan Marhaenisme.

Di dalam buku Penyambung Lidah Rakyat Soekarno telah menyampaikan perbedaannya dalam pidato di Kongres Partindo di Kota Mataram tahun 1933. Marhaenisme adalah sosionasionalisme dan sosiodemokrasi. Jadi Marhaenisme adalah cara perjuangan dan asas yang menghendaki hilangnya kapitalisme dan imperialisme. Marhaen ialah kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan dan kaum melarat Indonesia yang lain. Marhaenis merupakan tiap-tiap orang bangsa Indonesia yang menjalankan Marhaenisme.

Baca juga :