Megawati dan Imam Besar Al Azhar, Harapan dari Sebuah Persamuhan

Oleh: M. Eri Irawan Kader PDI Perjuangan, Kota Surabaya
Jum'at, 12 Juli 2024 18:47 WIB Jurnalis - Haerandi

Jakarta, Gesuri.id - Harapan bisa dibangun dari mana saja, termasuk dari sebuah persamuhan antara dua orang yang mewakili dua dunia. Saat melihat Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Imam Besar Al Azhar Ahmed El-Tayeb di Jakarta pada Kamis, 11 Juli 2024, kita tahu ada asa, cita-cita, dan komitmen bersama yang tengah dikukuhkan.

Bu Mega dan El-Tayeb memperbincangkan ikhtiar untuk menciptakan dan menjaga perdamaian maupun persaudaraan umat manusia saat ini. Di tengah pertikaian yang semakin tajam dan memakan korban, mulai dari Gaza hingga Ukraina, percakapan keduanya memberikan pesan besar bagi semua orang bahwa perdamaian adalah tanggung jawab bersama.

Dari sekian tema pembicaraan, ada sejumlah hal penting yang disinggung Bu Mega dalam percakapan penting tentang perdamaian ini: kemanusiaan dan keadilan global. Perdamaian bukan kata kosong yang berangkat dari ruang hampa sosial politik. Perdamaian bagaikan taman bunga warna-warni yang disiram dengan air kemanusiaan, disemai dengan rasa keadilan, dan dipupuk dengan empati.

Surat An-Nisa ayat 114 dalam kitab suci Alquran menegaskan, Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.

Di sini kita tahu, bahwa perdamaian umat manusia adalah keutamaan dalam agama dan dicintai Tuhan. Dan untuk menggapai perdamaian, keadilan menjadi kata kunci. Dalam Surat Al Hujurat ayat 9, Tuhan memerintahkan manusia untuk bersikap adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil.

Baca juga :