Jakarta, Gesuri.id - Konsep Dromologi, sebuah konsep yang dikembangkan oleh Paul Virilio, berakar dari etimologi Yunani di mana dromos berarti balapan atau pacuan, dan logos diartikan sebagai ilmu. Secara keseluruhan, dromologi dapat dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari dampak kecepatan pada kehidupan sosial dan budaya. Dromologi mengeksplorasi bagaimana percepatan teknologi memengaruhi struktur sosial dan interaksi manusia dengan menghilangkan batasan ruang dan waktu yang tradisional. Percepatan teknologi, termasuk dalam bidang komunikasi, telekomunikasi, komputerisasi, dan transportasi, telah mengubah cara manusia berinteraksi dan beroperasi dalam masyarakat. Sebelumnya, kehidupan sosial didasarkan pada alat-alat yang lambat dan memakan waktu, tetapi dengan kemajuan teknologi, batasan-batasan ruang dan waktu menjadi semakin kabur dan tidak relevan. Proses ini menciptakan mistifikasi antara ruang dan waktu, di mana perbedaan antara wilayah geografis dan batas-batas nasional menjadi kurang signifikan (Tazid, 2020).
Kecepatan yang tinggi dalam perubahan teknologi menyebabkan ruang dan waktu menjadi cair dan tercampur dalam cara baru, mengarah pada era kompetisi yang lebih intensif dan konfrontatif (Virilio, 2005) Hal ini berimplikasi pada perubahan kultural yang signifikan, di mana modernisasi mengakses semua segmen kehidupan sosial dan membentuk cara manusia berinteraksi dan memahami dunia. Dalam kerangka dromologi, kecepatan bukan hanya sebuah fenomena teknis, tetapi juga sebuah kondisi sosial yang mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, termasuk bagaimana individu dan kelompok terlibat dalam pengetahuan, peradaban, dan budaya global ( Tazid, 2020). Berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari semakin memperlihatkan dampak dari percepatan teknologi terhadap cara manusia berinteraksi dan membentuk relasi sosial.
Media sosial, dengan semua layanan dan teknologi yang ditawarkannya, telah menciptakan ruang yang tidak terbatas dan sangat dinamis, mengedepankan prinsip korespondensi struktural yang mempercepat proses komunikasi. Percepatan ini membawa konsekuensi langsung terhadap gaya hidup manusia yang semakin instan dan berbasis konsumsi, serta menghilangkan nilai-nilai konvensional yang sebelumnya memandu perilaku manusia (Virilio, 2005).
Teknologi seperti smartphone dengan fitur speed dial dan aplikasi media sosial telah memperpendek jarak dan waktu dalam komunikasi, menciptakan sebuah ruang virtual di mana interaksi terjadi secara cepat dan efisien. Namun, aspek ini juga memunculkan jebakan multitasking kultural dan perilaku instantaneousness, yang merubah nilai-nilai konservatif menjadi lebih berorientasi global. Perlombaan global yang melibatkan kecepatan, virtualisasi, politik, dan seni, menciptakan persaingan yang ketat dan sengit, yang merombak batasan ruang dan waktu dalam kehidupan manusia (Virilio, 2005).
Ini mencerminkan bagaimana teknologi yang maju dapat menembus batasan ruang fisik, yang berdampak pada cara manusia berinteraksi dan mengalami realitas (Virilio, 2021). Temuan ini menunjukkan bahwa dromologi dapat membantu memahami bagaimana percepatan teknologi dan media sosial mempengaruhi struktur sosial dan pola interaksi manusia. Dengan adanya ruang tanpa batas yang diciptakan oleh teknologi, serta perubahan nilai dan perilaku yang mengikuti kecepatan informasi, terdapat tantangan baru dalam bagaimana manusia berinteraksi dengan dunia dan membangun relasi sosial di era digital ini. Pemahaman tentang dromologi memungkinkan kita untuk lebih baik menilai dampak percepatan teknologi terhadap kehidupan sehari-hari dan dinamika sosial global.