Membangun Sekolah Makanan Sehat sebagai Strategi Kebudayaan

Oleh: Marianus Wilhelmus Lawe, kader PDI Perjuangan dari Organ Taruna Merah Putih.
Sabtu, 07 Januari 2023 09:30 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id - Obsesi pemerintahan presiden Joko Widodo saat ini adalah menyiapkan Indonesia menjadi negara besar dengan kemampuan manusia (warga negara) yang cerdas dan tangguh pada 2045. Negara besar berarti negara yang pada saatnya nanti, sila-sila Pancasila teraktualisasi secara konkret dalam semua lini kehidupan.

Akan tetapi obsesi tersebut tidak bisa terlaksana bila negara ini tidak mempunyai strategi kebudayaan dalam bidang pangan, khususnya makanan sehat secara sistematis, terukur, dan berkelanjutan.

Selama ini persoalan pangan dan pengelolaan pangan di Indonesia hanya sebagai produk dari akrobatik dan proyek ekonomi-politik.

Dalam arena akrobatik dan proyek itu, pangan adalah objek perdagangan mulai dari hulu-hilir sampai muara. Seluruh aliran dan rute pengadaan dan peredaran pangan berlangsung dalam kerangka ekonomi-politik, yakni kerangka jual-beli demi menumpuk profit finansial para pemilik modal finansial.

Bagaimana mungkin obsesi Indonesia 2045 tersebut tercapai bila pengelolaan dan pengadaan pangan berlangsung dalam skema akrobatik dan proyek ekonomi-politik yang dimainkan oleh pemilik modal finansial? Jangan harap Indonesia cerdas dan tangguh 2045 akan terwujud.

Baca juga :