Membongkar Mitos Suci Survei Kompas

Oleh: Mixilmina Munir Ketua DPP Banteng Muda Indonesia (BMI)
Selasa, 12 Desember 2023 12:04 WIB Jurnalis - Haerandi

Jakarta, Gesuri.id - Mencermati hasil survei Kompas pada Senin 11 Desember 2023 membuat para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden pasangan no urut 1 dan 3 geram, kecewa dan marah.

Bagi saya survei kompas hasilnya biasa saja, tidak ada yang istimewa, tidak kaget bahkan tidak kecewa sama sekali. Survei Kompas memang dinanti banyak kalangan, berbeda dengan lembaga lain yang sudah kotor, survei litbang Kompas dianggap paling bersih, metodologinya paling benar dan bukan pesanan para kandidat.

Survei Litbang Kompas dilakukan awal Desember 2023 terhadap 1.364 responden dengan margin of error +/- 2,65 % . Pasangan Prabowo-Gibran mendapat 39,3% suara, Anis-Muhaimin 16,7% suara, nomer urut 3 Ganjar-Mahfud MD memperoleh 15,3% suara, sedangkan 28,7% responden belum menentukan pilihan. Survey kompas dilakukan 75 hari sebelum pencoblosan.

Membaca secara tunggal hasil survei Litbang Kompas memang seakan-akan dunia mau kiamat. Akibatnya mencurigai para punggawa Litbang Kompas, objektivitas para surveyor, metodologinya, intervensi aparat, responden yang telah dikondisikan serta menghitung angka 28,7% adalah angka kuncian. Ketakutan pilpres hanya 1 putaran terus menjadi hantu karena memang Jokowi ada dibelakang Prabowo-Gibran.

Agar kita tidak gagal paham, mari mencermati tiga kasus survei Litbang Kompas yang hasilnya sangat berbeda dengan hasil resmi KPU.

Baca juga :