Jakarta, Gesuri.id - Salah satu isu penting yang patut diperhatikan sepanjang lawatan Presiden RI Joko Widodo ke lima negara Asia Selatan adalah apa peran Indonesia dalam membantu menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan rawan konflik tersebut? Pasalnya, kerja sama ekonomi hanya mungkin berjalan efektif jika suatu kawasan stabil dan damai. Namun, tanggung jawab itu bukan hanya harus dipenuhi negara-negara di kawasan Asia Selatan, melainkan juga Indonesia yang berkepentingan membangun poros Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST).
Terlebih, Presiden Jokowi turut menegaskan bahwa kedatangan dirinya ke lima negara Asia Selatan merupakan upaya untuk memberi keseimbangan.
Presiden mengatakan bahwa kawasan tersebut perlu mendapat perhatian khusus, sebagaimana wilayah Timur Tengah.
Perhatian khusus semacam apa? Publik kemungkinan dapat berspekulasi bahwa negara-negara Asia Selatan merupakan kawasan yang cukup rawan, terlebih dengan isu para pegaris keras, konflik agama, sektarian, dan para pengungsi Rohingya. Tentunya ada semacam kekhawatiran jika eskalasi konflik meningkat di kawasan tersebut, stabilitas di kawasan tetangga, Asia Tenggara, dan khususnya Indonesia, turut terganggu.
Sebagaimana tertuang dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular Indonesia, sebuah cetak biru yang disusun oleh Tim Koordinasi Nasional KSST Indonesia. Stabilitas KSST menjadi penting bagi Indonesia karena tiga alasan: sektor politik, ekonomi, dan sosial budaya.