Surabaya, Gesuri.id - Enam tahun lalu, dalam rahim suasana penuh kemelut, Aliansi Pelajar Surabaya (APS) lahir. Kota Surabaya, yang konsisten menjadi laboratorium kebangsaan, mulai dari garis sejarah Peneleh hingga Perang Sepuluh November, menjadi latar lahirnya organisasi perjuangan pelajar ini.
Berbekal kesadaran tentang perlunya suara pelajar mendapat tempat di telinga dan hati pengambil kebijakan, APS membangun kekuatan dari jaringan satu pelajar ke pelajar lain. Mengkonsolidasikan ide dan gagasan.
Saya hadir di situasi itu, menjadi peniup peluit awal. Mengumpulkan serpihan demi serpihan kesadaran yang selalu ada di benak dan batin kawan-kawan pelajar, menunggu untuk dihidupkan. Dari bacaan demi bacaan, dari keresahan demi keresahan.
Dari situlah ditemukan kata kunci tonggak awal berdirinya APS: keresahan bersama. Kenakalan remaja yang menjauhkan dari jati diri, menjangkitnya individualisme akut, dan apatisme politik yang mengeksklusi diri dari kebijakan publik. Waktu itu, bahasa tersebut mempersatukan banyak pelajar.