Jakarta, Gesuri.id - Jagad maya sedang diramaikan oleh kesaksian pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri, khususnya Penang. Nadanya seragam, yaitu memuji kehebatan dokter-dokter dan rumah sakit di Penang dan tentu saja dibumbui dengan menjelek-jelekan sistem pengobatan di Indonesia. Semakin banyak bumbunya, dianggap semakin sedap masakannya.
Genderangnya semakin marak ketika Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan Rp. 183 trilun rupiah gegara 2 juta warga negara Indonesia yang sedang berobat ke luar negeri khususnya Singapura dan Malaysia. Semua berlomba-lomba memberikan komentar bahwa merekalah pahlawan yang ikut memboroskan devisa. Jujur, saya sampai miris mendengar dan membaca kesaksian tersebut. Benarkah sistem kesehatan di Indonesia sedemikian buruknya?
Mari kita membandingkannya secara lebih fair. Pertama kita akan menggunakan data kematian akibat pandemi Covid 19. Indonesia menduduki peringkat kedua jumlah kematian akibat Covid-19 di Asia sebanyak 160.500 orang. Peringkat pertama diduduki oleh India dengan 530.700 orang. Total kematian di Malaysia hanya sebanyak 36.800 orang dan Singapura sebanyak 1.722 orang. Kalau kita hanya membandingkan angka absolutnya, tentu kelihatan betapa buruknya penanganan pandemi di Indonesia. Tetapi kalau kita bandingkan angka kematian per satu juta penduduk, kita akan dapatkan angka yang lebih fair. Angka kematian per satu juta penduduk di Malaysia ternyata menduduki peringkat tertinggi, yaitu 1.135, mementara Indonesia hanya 584 dan Singapura 311.
Baca:Masyarakat Serbu Pengobatan Gratis Yang Digelar Banteng Belitung