Surabaya Kota Pahlawan yang Dibangun Masyarakatnya Sendiri

Oleh: Aldian Dwi Pamungkas, Ketua GMNI Cabang Surabaya 2018-2020 yang juga Mahasiswa Pascasarjana ITS.
Sabtu, 29 Agustus 2020 13:03 WIB Jurnalis - Hiski Darmayana

Surabaya, Gesuri.id - Sebuah kota yang terletak di timur pulau Jawa adalah salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-13 Masehi. Kota ini memiliki nilai sejarah yang sangat kental sebagai kota maritim dan sebagai alur pelayaran sejak masa kerajaan Majapahit sebagai wilayah pesisir tempat lalu lintas kapal berkat Sungai Kalimas yang membentang dari Surabaya hingga wilayah Majapahit di Trowulan Mojokerto, perpanjangan dari Sungai Brantas.

Kota ini dikenal dengan nama Ujung Galuh sebagai Pelabuhan Agung kerajaan Majapahit. Pelabuhan utama, gerbang utama untuk memasuki ibukota Majapahit dari lautan Bermula dari sebuah desa kecil dipesisir Sungai Brantas.

Di tahun 1910, pelabuhan baru dibangun oleh Belanda yang kini dikenal sebagai Pelabuhan Tanjung Perak. Pembangunan pelabuhan ini menjadi jantung baru bagi perekonomian Surabaya Sebagai kota pelabuhan yang tumbuh pesat di sektor maritim yang kemudian berkembang menjadi ibukota wilayah Jawa Timur pada tahun 1926. Kota ini telah berevolusi menjadi sebuah kota pelabuhan dengan didukung oleh sektor-sektor industri perkebunan dari seluruh Jawa Timur.

Kala itu, Surabaya sudah menjadi kota terbesar kedua di Hindia Belanda setelah Batavia yang kini dikenal sebagai Jakarta. yang hingga kini berevolusi menjadi poros pelabuhan kedua terbesar untuk sebuah negara kepulauan Indonesia.

Hal ini mempertegas bahwa kota Surabaya adalah kota maritim dimana banyak kita temui rakyat Surabaya yang menopang hidupnya di sektor kelautan perikanan baik sebagai nelayan, olahan hasil tangkap ikan maupun sentra pasar hasil tangkap ikan. Dengan memiliki pelabuhan Tanjung perak sebagai pusat alur pelayaran Indonesia timur.

Baca juga :