Jakarta, Gesuri.id - Dalam beberapa tahun terakhir, PDI Perjuangan telah mengalami perubahan signifikan dalam komposisi kadernya. Banyak dari kader partai kini berasal dari kalangan profesional, yang memunculkan pertanyaan tentang apakah partai yang selama ini identik dengan wong cilikkini bergeser menjadi lebih modern dan kota.
Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDI Perjuangan, Sukur Nababan, menekankan bahwa keberpihakan kepada wong cilik tidak harus ditentukan oleh latar belakang sosial atau ekonomi kader.
Lucu ya, apakah kita harus wong cilik untuk memilih wong cilik? Maaf, apakah harus kita menjadi orang miskin baru membela orang miskin? Apakah kita harus jadi orang lemah baru membela orang lemah? Bukan itu filosofinya, tegasnya saat di wawancara secara langsung oleh reporter gesuri.id, Selasa (6/8).
Ia menjelaskan bahwa ideologi PDI Perjuangan tetap fokus pada keberpihakan kepada wong cilik, terlepas dari status sosial atau latar belakang ekonomi kader.
Filosofinya adalah, kita tidak harus menjadi wong cilik agar membela wong cilik, tetapi keberpihakan kita, seperti apapun status sosial kita, pengetahuan kita, dan ilmu yang kita miliki, inikan masalah keberpihakan ideologinya, lanjutnya.