Jakarta, Gesuri.id - Putri eks Sekjen PDI Perjuangan Tjahyo Kumolo, Rahajeng Widyaswari resmi bergabung ke organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM).
Baca:Adian: Rakyat Bukan Obyek Jual Beli Suara Saat Pemilu
Rahajeng Widyaswari langsung ditempatkan sebagai Ketua DPN REPDEM Bidang Seni, Budaya dan Olahraga sisa periode 2019-2024. Rencana revisi kepengurusan DPN REPDEM sisa periode 2019-2024 ini akan langsung diajukan ke DPP PDI Perjuangan.
Tak hanya soal transformasi advokasi berbasis digital, dilanjutkan oleh Wanto, Repdem juga mendorong kadernya memanfaatkan perkembangan zaman yang tak bisa dielakkan seperti mendorong seluruh sosial media dijadikan alat propaganda positif terkait ideologi Pancasila serta ajaran bung Karno dengan konten konten menarik agar mudah terkonsumsi oleh para generasi milenal dan lainnya.
Tentu saya ucapkan selamat bergabung ke dalam organisasi yang menghimpun segala kekuatan marhaenis dan nasionalis soekarnois. Bergabungnya mba Rahajeng tentu menjadi energi baru dan bisa sama sama memperkuat perjuangan Repdem sebagai sayap partai kedepan. Dalam waktu dekat, saya akan ajukan ke DPP untuk persetujuan revisi kepengurusan DPN REPDEM periode 2019-2024, ujar Ketua Umum REPDEM, Wanto Sugito saat penyerahan berkas anggota kepada Rahajeng Widyaswari usai HUT REPDEM ke 18 di Gedung Joeang, Jakarta, Sabtu (3/12).
Apalagi kata pria yang akrab disapa Klutuk ini mengatakan, REPDEM tengah bertransformasi fokus melakukan gerakan advokasi berbasis digital.
Repdem lahir dari spirit perlawanan aktivis gerakan pro demokrasi atas ketidak adilan pada rakyat tertindas, lahir dari spirit para aktivis yang kerap melakukan mendampingan/advokasi pada kasus kasus rakyat. Tentu di situasi perkembangan zaman, organisasi harus adaptif dan berusaha fokus transformasi advokasi berbasis digital dengan mengoptimalisasi aplikasi digital pelayanan pubik yang difasilitasi oleh negara seperti aplikasi SP4N LAPOR dan sebagainya. Meski tetap koordinasi dengan tiga pilar partai, tegas Wanto Sugito.
Jangan sampai media sosial dikuasai oleh kelompok yang alergi terhadap Pancasila dan kaum intoleran, tegasnya.