Sejarah Paspampres di Indonesia, Perisai Terakhir Soekarno

Berdirinya Paspampers tidak telepas dari nama besar Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Kamis, 13 Juni 2019 21:01 WIB Jurnalis - Gabriella Thesa Widiari

Jakarta, Gesuri.id - Kehadiran seorang presiden tidak pernah lengkap tanpa adanya Pasukan Pengaman Presiden (Paspampers) yang siap sedia dan selalu siaga menjaga orang nomor satu di Indonesia. Bukan tanpa sebab seorang presiden mendapat pengawalan yang begitu ketat, pasalnya kepala negara sendiri bisa dikatakan sebagai simbol negara dan paspampers merupakan tameng terakhir bagi nyawa presiden.

Di Indonesia, sejarah berdirinya Paspampers tidak telepas dari nama besar Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno saat ibukota negara akan dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dirangkum dari buku 70 Tahun Paspampers, kala itu, tepatnya pada tanggal 3 Januari 1946, sebuah kereta api luar biasa (KLB) melakukan perjalan dari Jakarta menuju Yogyakarta dalam sebuah misi peyelamatan.

KLB memulai perjalannnya pada sore hari dan mengangkut orang-orang penting di awal kemerdekaan Indonesia yang tidak lain adalah Preiden RI pertama Soekarno beserta keluarga, Wakil Presiden pertama Mohammad Hatta, para menteri, dan keluarga. Perjalanan KLB ini berada di luar jadwal kereta biasa, bahkan bisa dikatakan perjalanannya dirahasiakan dan pengamanannya pun dilakukan dengan sangat ketat.

Pengamanan ekstra ketat tak hanya dilakukan di dalam kereta, tapi juga disepanjang jalur jalan raya yang bersinggungan dengan jalur kereta api. Disebutkan ada sebuah gerbong kosong yang dikhusus diletakan sebagai barikade penghalang jika sewaktu-waktu ada serangan dari kelompok anti pemerintah.

KLB berjalan dari Stasiun Manggarai, Jakarta dan tiba pada tanggal 4 Januari 1946 pukul 07:00 WIB di Yogyakarta. Mulai di hari itulah kegiatan kepresiden dan kemudian diikuti kegiatan pemerintah resmi dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta.

Baca juga :