Waspadai Bangkitnya Politik 'Divide Et Impera' Masa Kini

Belanda terapkan strategi politik pecah belah atau divide et impera, kesultanan dan kerajaan diadu domba agar kekuatan nusantara lemah.
Rabu, 14 November 2018 13:42 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, mengatakan hikmah yang bisa diambil dari Hari Pahlawan adalah mewaspadai adanya politik divide et impera pada masa sekarang. Pada masa lalu, Indonesia dijajah oleh lima bangsa.

Baca:Demokrasi Liberal Tak Sesuai Lagi dengan Kepribadian Bangsa

Salah satu penjajah, Belanda, menggunakan strategi politik pecah belah atau divide et impera. Antar kesultanan dan kerajaan diadu domba agar kekuatan nusantara menjadi lemah.

Menurut Basarah, saat ini, strategi divide et impera itu berubah bentuk menjadi sistem yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia, yaitu sistem demokrasi liberal. Sistem demokrasi liberal ini cenderung menimbulkan suasana kurang kondusif ketika ruang publik diwarnai dengan saling fitnah, saling menghina di antara elit politik.

Kita harus menyadari adanya politik divide et impera pada masa sekarang melalui teknologi informasi seperti gadget, untuk menyebarkan fitnah, hoax dan permusuhan, ujarnya dalam diskusi Empat Pilar MPR dengan tema Memaknai Perjuangan Para Pahlawan di Media Center MPR/DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/11).

Baca juga :