Jakarta, Gesuri.id - Korporat dan tokoh pemberantasan korupsi Indonesia Erry Riyana Hardjapamekas mengatakan Presiden Jokowi telah membiarkan dirinya masuk ke kebiasaan mewariskan kekuasaan (politik dinasti) karena faktanya ia mendiamkan, termasuk juga tidak memberikan imbauan kepada partai-partai yang memanfaatkan namanya, untuk menghentikan proses pencawapresan Gibran Rakabuming Raka oleh Partai Golkar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
Kecenderungan tersebut, lanjutnya, akan menggerus popularitas dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi. Masyarakat akan melihat bahwa Jokowi tak ubahnya penguasa lain yang ingin agar kekuasaan berikutnya dilanjutkan oleh keluarganya, ujarnya kepada Gesuri.id, Minggu (22/10).
Dan, menurut Erry, bila nanti terbukti benar, maka itu bahaya bagi demokrasi dan kultur politik Indonesia, karena setelah 25 tahun reformasi Presiden yang paling dipuji ternyata memutar balik harapan. Ini contoh buruk dari figur yang semula diharapkan memberi contoh baik, ungkapnya.
Ia menyayangkan Presiden Jokowi hanya akan bisa menunjukkan bahwa warisan pemerintahannya sebatas pembangunan fisik. Sebab, di wilayah kelembagaan demokrasi, penegakan hukum, pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, dianggap lemah, dan dalam kepatuhan terhadap konstitusi justru terjadi perbuatan tercela secara etika.