Jakarta, Gesuri.id - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Dwi Andreas Santoso mengharapkan PDI Perjuangan bisa meletakkan petani di posisi puncak dalam piramida pasok pangan. Menurut Dwi, dengan begitu PDI Perjuangan bisa mewujudkan kedaulatan pangan dengan memutus keran impor.
Hal itu disampaikan Dwi Andreas dalam diskusi publik bertajuk Inovasi Teknologi dan Kebijakan Politik-Ekonomi Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan yang digelar di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro No. 58, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/9). Diskusi ini dalam rangka jelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Keempat PDI Perjuangan.
Hadir pemateri selain Dwi Andreas, antara lain Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB Prof. Dr. Aris Purwanto dan Peneliti sekaligus Ahli Teknologi Budidaya Kedelai Prof. Dr. Ali Zum. Diskusi ini dimoderatori oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri.
Dwi Andreas mengatakan impor terbesar Indonesia saat ini ialah gandum. Dia mengajak semua pihak bisa menghilangkan impor tersebut. Di sisi lain, menurut Dwi Andreas, pada 1970-an, impor pangan pokok Indonesia hanya 4 persen, kemudian 2018 meningkat 18,3 persen, lalu 2022 mencapai 28 persen.