Paryono: Komoditas Bantuan Pangan Non Tunai, Kantong Korupsi

"Penyaluran BPNT dengan sistem menggesek kartu E-Wallet untuk belanja sembako ke E-Warung, munculkan banyak celah penyimpangan".
Minggu, 22 Agustus 2021 10:00 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Sragen, Gesuri.id - Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Paryono secara blak-blakan mengungkap adanya celah penyimpangan dari pengadaan sembako untuk bantuan pangan non tunai (BPNT).

Itu dikatakannya saat mendampingi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dalam kunjungan kerja di Sragen, Jumat (20/8), ketika memberikan paparan terkait persoalan penyaluran Bansos di hadapan Mensos, pimpinan Bank BNI, Dirjen Kemensos, hingga pendamping PKH kabupaten.

Baca:Presiden Jokowi Sebut Porang Bisa Jadi Pengganti Beras

Ia menegaskan penyaluran BPNT sebesar Rp 200.000 dengan sistem menggesek kartu E-Wallet untuk belanja sembako ke E-Warung, memunculkan banyak celah penyimpangan.

Selain selisih harga satuan sembako, harga total paket sembako yang dipatok Rp 200.000 dan mesti habis sekali gesek, itu juga sudah memunculkan kecurigaan.

Baca juga :