Revenue Garuda Akan Terpangkas Hingga 55% di Akhir Tahun

Tantangan berat itu diawali dengan terhentinya layanan penumpang ke 8 daerah Hub Garuda.
Senin, 27 April 2020 22:09 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus, menyoroti kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di tengah pandemi Covid-19. Menurut Deddy, tantangan yang dihadapi Garuda Indonesia sangat besar di tengah badai Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia.

Baca:GMNI Dukung Chrisman Damanik Jadi Stafsus Jokowi

Deddy menjelaskan, tantangan berat itu diawali dengan terhentinya layanan penumpang ke 8 daerah Hub Garuda setelah berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selain itu, layanan Garuda pada jemaah umrah dan haji juga berhenti.

Revenue perusahaan Garuda Indonesia dari layanan penumpang diperkirakan terpangkas 55 persen sampai akhir tahun 2020, kata Deddy, melalui pernyataan tertulis, Senin (27/4).

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalimantan Utara itu mengungkapkan, berdasarkan data yang disampaikan kepada Komisi VI DPR RI, pengeluaran tinggi Garuda Indonesia di antaranya adalah biaya operasional, biaya sewa pesawat, biaya overhead yang tinggi, serta biaya finansial yang tinggi.

Baca juga :