Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Maluku Dapil Maluku Tengah, Alhydayat Wajo mengatakan, walaupun hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai jumlah rumah yang terdampak rusak akibat abrasi pantai dan badai yang terjadi sejak 2023, namun paling tidak tindakan nyata harus di lakukan.
Warga pesisir pantai di Wahatain, Pasahari, dan beberapa desa di Kobisonta, Kecamatan Utara, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), saat ini masih menunggu perhatian serius dari Pemkab setempat, dan Pemerintah Provinsi Maluku.
Ini setelah dua tahun berturut-turut belakangan ini sejumlah daerah itu mengalami dampak abrasi karena cuaca ekstrim.
Di Negeri Pasahari, pada tahun 2023 lalu sekitar lima rumah dan satu Masjid yang rusak akibat abrasi. Di Wahatain juga mengalami hal serupa karena tidak adanya tanggul penahan. Sebenarnya ada tanggul, tetapi sudah terbawa arus, kata Alhydayat Wajo, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, pemerintah perlu lebih fokus dalam mengamankan wilayah pesisir karena banyak warga yang tinggal berdekatan dengan garis pantai.