Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, berpendapat Pemilu Legislatif (Pileg) dengan sistem proposional tertutup mampu menimalisir praktik korupsi yang dilakukan anggota legislatif. Menurutnya, sistem proposional terbuka seperti sekarang juga membuat ongkos Pileg lebih mahal dan wataknya menjadi sangat individualis.
Baca:Korupsi Tak Lepas dari Sistem yang Dibangun Sejak Orba
Meski peserta pemilu adalah partai politik, pelaku untuk memperebutkan suara itu individu. Individualisme dalam politik ini berkaitan erat dengan kapital, ujar Andreas dalam acara diskusi bertajuk Masih Bisakah Berantas Korupsi? yang diselanggarakan oleh Populi Center dan Smart FM Network, di Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, (1/12).
Dengan sistem proposional tertutup, dimana pemilih hanya mencoblos partai dan partai yang menentukan kadernya untuk duduk di kursi legislatif, membuat partai semakin selektif menempatkan kadernya sebagai wakil bagi rakyat. Sebab, mau tidak mau, martabat partai lah yang langsung dipertaruhkan apabila kadernya melakukan tindak pidana, korupsi misalnya.
Kalau kita main di sistem yang tertutup itu tanggung jawabnya kolektif, pemenangan kolektif. Ketika mereka (partai) menentukan yang akan jadi, mereka dituntut untuk bertanggung jawab terhadap proses politik yang ada ketika orang-orang itu jadi (Anggota Dewan). Jadi di situ akan terjadi proses kaderisasi, jelas Andreas.