Anjar Any, penulis buku Menyingkap Tabir Bung Karno, menyebut jika Bung Karno itu adalah penggemar nasi pecel. Hampir setiap pulang ke Blitar, Bung Karno tidak pernah lupa untuk menyempatkan diri makan pecel. Termasuk saat sudah menjadi presiden pun, kebiasaan makan pecel tidak hilang.
Bung Karno akan menyuruh ajudannya untuk muter-muter mencari penjaja nasi pecel di Blitar. Salah satu yang suka ditunggu Bung Karno adalah penjual pecel keliling Mbok Rah. Kalau sudah makan nasi pecel bisa habis tiga bungkus.
Wah kalau Bapak sedang menikmati, walaupun yang namanya Revolusi Indonesia berhenti, pasti Bapak tidak akan ambil pusing! ujar Guruh Sukarno dalam Bung Karno Kesayangannya. Guruh juga menyebut jika Bung Karno sudah jadi pelanggan Mbok Rah sejak 1950.
Seperti dikutip Historia, karena sudah jadi langganan berat, tak jarang Bung Karno suka membawa bumbu pecel Mbok Rah ke Jakarta. Malah bumbu pecel itu ikut menemaninya dalam tiap lawaran ke berbagai mancanegara.