Bung Karno dan Jejak Keislamannya

Berbagai jejak keislaman Bung Karno itu jelas menunjukan bahwa Bung Karno adalah santri intelek yang kaya dengan berbagai ide atau gagasan.
Senin, 01 Juli 2019 12:46 WIB Jurnalis - Ali Imron

Sebagai bapak bangsa, Bung Karno menaruh perhatian yang sangat besar bagi kemajuan agama Islam. Meski terlahir dari pasangan orang tua berdarah Hindu-Jawa, toh tidak membuat Bung Karno abai dengan nilai-nilai keislaman. Justru sebaliknya Bung Karno merupakan sosok santri progresif yang sangat ingin sekali melihat bahwa Islam itu maju dan berperadaban.

Sebagai penganut Islam yang taat, Bung Karno selalu melaksanakan ubudiyah ritual Islam dengan tertib mulai dari sholat lima waktu, berpuasa sebulan penuh, membayar zakat, hingga menunaikan ibadah gaji. Semua perintah agama dilaksanakanya dengan tertib. Karenanya selain berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia, Bung Karno juga berjuang memajukan Islam.

Jejak keislaman Bung Karno yang pertama terlihat waktu masih muda. Kala itu, Bung Karno belajar Islam dan politik kepada pejuang besar Islam, HOS Tjokroaminoto. Lalu saat mulai aktif dalam dunia pergerakan, Bung Karno aktif mengajar di Sekolah Muhammadiyah. Dia bahkan aktif berkorespondensi dan terlibat diskusi dengan berbagai tokoh Islam seperti A. Hassan dan Muhammad Natsir. Dalam berbagai diskusi tersebut, Bung Karno kerap melontarkan berbagai idenyadalam memajukan Islam.

Jejak berikutnya terlihat saat menjelang proklamasi kemerdekaan tepatnya pada 8 Juli 1945. Bersama-sama Bung Hatta, Wachid Hasyim, Kahar Muzakkir, Soekirman WIrjosandjojo, Bung Karno mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. STI itu kemudian pindah ke Yogyakarta pada tahun 1946 dan kemudian berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII).

Baca juga :