Assalamualaikum,
Telah lama saya tidak kirim surat kepada Saudara.
Sudahkah Saudaraterima saya punya surat yang
akhir, kurang lebih dua bulan yang lalu?
Kabar Ende: Sehat walafiat, Alhamdulillah. Saya masih
terus study Islam, tetapi sayang kekurangan
perpustakaan, semua buku-buku yangada pada saya
sudah habis termakan. Maklum, pekerjaan saya
sehari-hari,sesudah cabut-cabut rumput di kebun,
dan di sampingnya mengobrol dengananak-bini
buat menggembirakan mereka, ialah membaca saja.
Berganti-ganti membaca buku-buku ilmu pengetahuan
sosial denganbuku-buku yang mengenai Islam. Yang
belakangan ini, dari tangannya orang Islam sendiri di
Indonesia atau di luar Indonesia, dan dari tangannya
kaumilmu-pengetahuan yang bukan Islam.
Di Ende sendiri tak ada seorangpun yang bisa saya tanyai,
karena semuanyamemang kurang pengetahuan
(seperti biasa) dan kolot-bin-kolot. Semuanyahanya
mentaqlid saja zonder tahu sendiri apa-apa yang pokok;
ada satu-duaberpengetahuan sedikit, di Ende ada
seorang sayid yang sedikit terpelajar, tetapi tak dapat
memuaskan saya, karena pengetahuannya tak keluar
sedikit pun dari kitab fiqh: mati hidup dengan
kitab-fiqh itu, dus kolot,dependent,unfree, taqlid.