BUNG KARNO belum mati! Sang Proklamator masih abadi dengan gagasan, cita-cita, dan jejak langkah penuh perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia Raya.
Bung Karno masih hidup! Bapak Bangsa itu bersemayam di setiap sanubari Kaum Marhaen. Segala memori tentangnya menjadi inspirasi. Pemikiran besarnya tentang Kemerdekaan, anti kolonialisme, kemandirian dan kedaulatan bangsa masih relevan hingga kini.
Bung Karno akan selalu ada! Tengoklah bagaimana gagasan besarnya tentang Pancasila yang dicetuskannya 1 Juni 1945, yang kemudian menjadi Landasan dan Dasar Negara ini. Dari Pancasila itulah, gagasan besar tentang bagaimana arah Bangsa ini ditentukan.
Bung Karno masih ada bersama kita. Ia akan terus ada sejalan dengan cita-cita memerdekakan bangsanya. Dan Kemerdekaan Indonesia bukan hanya berhenti saat Proklamasi dikumandangkan 17 Agustus 1945.
Bung Karno akan terus ada di setiap sudut tempat di Republik ini, di setiap hati terdalam para Soekarnois, karena sebagai Pendiri Bangsa, ia masih berharap besar bisa menyaksikan anak bangsa ini merdeka 100%. Merdeka seutuhnya, sebagaimana semangatnya menjadikan politik sebagai alat untuk membebaskan diri merdeka dari segala jenis beleggu penjajahan dan kemiskinan.
Bung Karno akan terus ada. Yang tiada hanya jasadnya. Dan arwahnya sudah berada di Alam Ruh. Namun segala gagasan dan pemikiran besarnya melahirkan ideologi Marhaenisme: sebuah ideologi yang terinspirasi dari seorang petani kecil di sebuah desa kecil di Bandung, Jawa Barat, yang tertindas oleh lingkungan dan sistem yang mengelilinginya, yaitu imperialism-kolonialisme yang merupakan perwujudan negatif dari kapitalisme.
Bagi Bung Karno, Marhaenisme adalah salah satu jalan untuk mencapai Sosialisme Indonesia, dan ideologi Marhaenisme itulah yang membuat Bung Karno terasa selalu hadir selama ketidakadilan dan penindasan itu masih ada di Republik ini.
Api Perjuangan Bung Karno tak akan pernah padam. Gagasan besarnya tentang Indonesia Raya yang membuatnya terus berkobar. Dan para kader PDI Perjuangan, serta seluruh rakyat Indonesia yang mencintai Bung Karno sebagai Bapak Bangsa, sebagai tokoh besar yang melegenda dan dunia internasional pun juga mengaguminya, akan tetap menjaga agar Api Perjuangan itu tetap menyala. Abadi bersama gagasan besar dan segala warisannya untuk Indonesia Raya.
Sekali lagi, Sang Putra Fajar belum mati. Pidatonya yang lantang dengan suara menggelegar dan retorika yang berapi-api masih bisa disaksikan generasi penerus bangsa hari ini. Kumpulan Pidato Bung yang luar biasa itu terdokumentasi dalam Arsip Sejarah Republik agar jangan pernah kita melupakan sejarah seperti yang Bung pernah ingatkan: Jas Merah!
Bung, kami rindu. Di Bulan Juni ini, di bulan kelahiran dan kematianmu: Jutaan rakyat menangisi kepergianmu. Tangisan yang tak pernah henti meskipun kau sudah menghembuskan nafas terakhir di tanggal 21 Juni 1970. Seperti tidak rela Pemimpin Besarnya meninggal dalam kondisi sakit dan tidak terurus.
Miris memang. Padahal dialah tokoh besar yang memerdekakan bangsanya. Bahkan hingga akhir hayatnya, Bung Karno masih memikirkan persatuan dan kesatuan bangsa ini. Al-Fatihah, Dr.(H.C.), Ir. H. Sukarno. 118 tahun sudah Bung ada untuk Indonesia dan selalu ada.