Jakarta, Gesuri.id - Dengan berkursi roda, Bulan datang melewati gelapnya malam dan memanggil-manggil saya. "Saya di sini. Pak Jokowi ada di mana?" Di pangkuannya, ia membawa pesan untuk saya -- juga untuk semua orang -- dalam sebuah kotak kayu: susunan huruf bertuliskan ABILITY.
Begitulah. Di atas panggung pembukaan Asian Para Games 2018, semalam, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, saya bersama Bulan dan atlet panahan Abdul Hamid, melepaskan anak panah ke sasaran yang pasti: DIS. Dan yang tertinggal kini hanyalah ABILITY.
Baca: Jokowi Sangat Bangga RI Tuan Rumah Asian Para Games2018
Para penyandang disabilitas, menyampaikan pesan kuat kepada kita, bahwa mereka punya harapan, kemampuan, dan prestasi.
Kita bangga menyambut kehadiran tamu-tamu istimewa dari 43 negara, para atlet yang akan berlaga di Asian Para Games tahun 2018. Melalui ajang ini kita mempererat persaudaraan, sekaligus menjunjung tinggi kemanusiaan.
Selamat berjuang! (@jokowi)
Asian Para Games 2018 yang dibuka Sabtu (6/10), mempertandingkan 18 cabang olahraga. Ada panahan, para badminton, boccia, catur, menembak, blind judo, lawn ball, goal ball, anggar, para atletik, angkat besi, voli duduk, tenis meja, bowling, basket kursi roda, tenis, balap sepeda, dan renang.
Beberapa cabang disesuaikan untuk penyandang disabilitas seperti voli duduk dan basket kursi roda. Ada juga cabang olahraga yang hanya dimainkan penyandang disabilitas seperti boccia yang khusus untuk atlet dengan keterbatasan kemampuan motorik, dan goal ball oleh penyandang tuna netra.
Atlet-atlet kita berpartisipasi di 18 cabang ini. Indonesia menargetkan 16 medali emas dan peringkat ke-8. Dukungan Anda sangat mereka butuhkan. (@jokowi)
Berikut dua cuplikan dari akun instagram Presiden Jokowi dalam menggelorakan pesta olahraga bertaraf internasional Asian Para Games 2018.
Presiden Jokowi tak pernah ingkar janji, pertunjukan yang luar biasa telah ditampilkannya bersama Bulan dan Abdul Hamid, atlet menembak Asian Para Games 2018.
Hampir sama seperti pembukaan Asian Games 2018, Presiden Joko Widodo menampilkan sesuatu yang unik dan membuat decak kagum.
Presiden memanah bersama dua anak penyandang disabilitas. Ketiganya lalu membidik huruf "D", "I" dan "S" yang awalnya membentuk kata "Disability" sehingga menjadi "Ability".
Jokowi Sangat Bangga RI Tuan Rumah
Presiden Jokowi memang sangat bangga dimana Indonesia pada tahun ini telah menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018, setelah sukses menggelar Asian Games 2018.
"Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya bangga menyambut kehadiran bapak, ibu dan saudara-saudara, tamu-tamu istimewa dari 43 negara," ungkapnya.
Baca: Asian Para Games, Jokowi Optimistis Indonesia Masuk 8 Besar
"Dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim saya menyatakan dengan resmi Asian Para Games 2018 dibuka. Selamat berjuang, sukses!", ucap Jokowi sambil menggerakkan tangannya sesuai dengan bahasa isyarat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/10).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi hadir bersama Ibu Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Mufidah Jusuf Kalla, dan para Menteri Kabinet Kerja salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani.
Politisi PDI Perjuangan itu pun segera mengajak melalui Asian Para Games 2018 bangsa Indonesia ingin merayakan persaudaraan dengan bangsa-bangsa lainnya. "Kita menunjukkan kegigihan dan prestasi dan kita ingin menjunjung tinggi kemanusiaan," Jokowi berharap.
Awalnya Bernama Fespic Games
Penyelenggaraan Asian Para Games 2018 merupakan acara ketiga setelah diadakan pertama di Guangzhou, China pada 2010.
Upacara Pembukaan Asian Para Games 2018 telah terselenggara secara meriah di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Sabtu (6/10) malam. Acara digarap oleh Jay Subiyakto selaku Associate Creative Director and Set Designer; Chitra Subiyakto sebagai Costume Designer, dan Andy Rianto sebagai Music Director.
Pada awalnya, Asian Para Games bernama Far East and South Pacific Games for the Disabled atau Fespic Games. Pada 2006, sistem Fespic Games dihapus dan diambil alih oleh Asian Paralympic Committee yang menyelenggarakan Asian Para Games.
Sebelum pembukaan Fespic Games, berbagai penyambutan dan sosialisasi digunakan untuk memperkenalkan acara itu. Harian Kompas edisi 23 Agustus 1986 menulis, artis yang tergabung dalam Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) pembangunan nasional mengadakan pawai bersama sehari menjelang acara pembukaan acara internasional itu.
Pada 30 Agustus 1986, dilakukan acara pawai artis di Kota Surakarta. Artis yang merupakan pemain film dan musik ini memberikan penampilan terbaiknya sehari menjelang hari-H. Mereka berjajar di pinggir jalan dengan puluhan ribu masyarakat.
Pada 1986, Indonesia pernah menyelenggarakan Fespic Games perdana dan merupakan ke-IV sejak acara itu digelar. Kota Surakarta dipilih sebagai tempat penyelenggara. Berbagai persiapan dan insfrastruktur dipenuhi untuk menunjang acara internasional difabel.
Pemerintah menggelontorkan sejumlah dana untuk memperbaiki fasilitas olahraga. Presiden Soeharto membuka acara itu pada 31 Agustus 1986. Bunyi sirine yang dikeluarkan sebagai bukti dari dibukanya serangkaian acara ini.
Dilansir dari Harian Kompas edisi 1 Oktober 1986, selang beberapa saat, ratusan balon dan merpati diterbangkan ke udara mengiringi suara sirine. Atlet perwakilan Indonesia menyalakan api dengan iringan tepuk tangan 11.000 penonton yang hadir dalam pembukaan itu.
Pembukaan diawali dengan defile kontingen penampilan dari Akademi Militer Magelang menjadi hiburan dari serangkaian acara ini. Sekitar 650 atlet dari 21 negara tampil dalam pergelaran itu, kemudian berjalan ke dalam Stadion Sriwedari.
Baca: Jokowi: Kita Ingin Merayakan Persaudaraan
Lambaian tangan dari atlet difabel yang berjalan masuk menggunakan kursi roda dan alat bantu ditambah tepuk tangan penonton menambah meriahnya acara pembukaan itu. Dalam upacara pembukaan ini, juga dimeriahkan oleh penampilan senam aerobik dari ratusan pelajar Surakarta dan pertandingan sepakbola roda satu (stick ball) dari Sekolah Dasar Mijen, Semarang.
Lebih dari 3.100 pelajar SMP menyuguhkan atraksi konfigurasi. Selanjutnya adalah dengan menampilkan beberapa penyanyi untuk menunjukan kepada kontingen perwakilan yang datang. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah atletik, angkat berat, bola voli, sepak bola, catur, anggar, panahan, menembak, renang, bola keranjang, lawn bowls, lomba kursi roda dan tenis meja.
Pemerintah menyediakan tempat di Stadion Sriwedari, Kompleks Lapangan Manahan, Lapangan Adi Sumarmo/Panasan, kolam renang Tirtomoyo dan aula Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Bahasa Isyarat Presiden Jokowi
Saat Presiden Joko Widodo membuka Asian Para Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/10), sungguh ada lagi yang unik. Presiden terlihat ikut menggunakan bahasa isyarat dalam sambutannya.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memuji sikap Presiden Jokowi itu. Menurutnya, Jokowi ingin menularkan semangat kepada para atlet yang akan berlaga di Asian Para Games lewat bahasa isyarat.
Jokowi, kata Hasto, juga menyalurkan pesan kemanusiaan dan memberikan pemahaman mengenai disability dimana mereka punya kekurangan sekaligus kelebihan.
"Presiden Jokowi menggunakan bahasa isyarat sebagai bentuk dukungannya kepada kaum difabel," kata Hasto melalui keterangan tertulis, Minggu (7/10).
Aksi Jokowi bersama penyandang disabilitas Karunia dan atlet panahan Abdul Hamid melepaskan anak panah membidik tulisan DISABILITY yang membuat huruf DIS jatuh dan tersisa tulisan ABILITY.
"Ini tidak sekedar atraksi yang menghibur. Presiden menggulung lengan kemeja sebelum memanah. Presiden Jokowi ingin memberi motivasi bagi semua penyandang difabel bahwa banyak hal positif yang bisa dan mampu dilakukan. Termasuk menciptakan prestasi meski kondisi tubuh tak sempurna. Ini sejalan dengan semangat kerja, kerja dan kerja yang dikampanyekan Presiden Jokowi," papar Hasto.
Pemerintah juga memberikan apresiasi bagi atlet yang berprestasi di Asian Para Games dengan nilai yang sama dengan atlet peraih medali Asian Games 2018 lalu.
Baca: Jokowi Pastikan Bonus Asian Para Games Senilai Asian Games
"Ini sesuai dengan spirit Asian Para Games, We are one. Kita ini adalah sama," ucap Hasto.
Selain itu, Hasto menilai parade miniatur rumah ibadah dan rumah adat yang mengawali upacara pembukaan sesuai dengan spirit dan tema Asian Para Games.
"Meskipun beda agama, budaya, termasuk beda kemampuan fisik kita adalah satu. Satu bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI. Selamat bertanding kepada seluruh atlet," tandas Hasto.