Ikuti Kami

Garuda Indonesia dan Skenario Pascapandemi Covid-19

Oleh: Antonius Lisliyanto (Tenaga Ahli Anggota DPR RI A 251 Fraksi PDI Perjuangan).

 Garuda Indonesia dan Skenario Pascapandemi Covid-19
Antonius Lisliyanto (Tenaga Ahli Anggota DPR RI A 251 Fraksi PDI Perjuangan).

Jakarta, Gesuri.id - Meskipun pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir, namun sebagai Garuda Indonesia harus mempersiapkan skenario yang akan dijalankan apabila krisis ini berlalu. 

Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, menjelaskan bahwa akan menutup 6 anak Perusahaan Garuda Indonesia. Ini merupakan langkah konkrit melakukan efesiensi di dalam Garuda Indonesia, khusus nya menghadapi dampak Covid-19.

Baca: Perangi Corona, Tina Toon Bagikan Masker Pada Rakyat

Sebelum adanya krisis Akibat Pandemi Covid-9, sebenarnya Garuda Indonesia Group sudah menghadapi masalah dengan sejumlah anak perusahaan yang kinerjanya buruk dan membebani Garuda Indonesia. Bisa dikatakan dari sejumlah anak perusahaan Garuda Indonesia Group hanya Citilink dan GMF Aeroasia yang mampu menyumbang pemasukan secara signifikan.

Dengan pandemi Covid-19 ini, cash flow Garuda Indonesia semakin berdarah darah dan sangat mungkin akan ada di posisi minus. Perlu diperhatikan pula hutang sebesar US$ 500 Juta yang jatuh tempo bulan Mei - Juni ini, meskipun akan diadakan renegosiasi penjadwalan kembali namun tetap membawa dampak negatif juga. Melihat kenyataan itu, maka Garuda Indonesia Group harus melakukan perubahan paradigma, selain menjalankan langkah langkah efisiensi ketat.

Garuda Indonesia Group harus kembali pada core business nya,  yaitu sebagai Maskapai Flag Carrier Indonesia. Anak perusahaan yang dibutuhkan hanya GMF Aeroasia Dan ACS Catering, selebihnya akan lebih baik dilepas / dijual / ditutup.

Fokus pada beberapa rute Internasional yang menguntungkan atau paling tidak mempunyai dampak positif secara internasional.

Selain itu fungsikan beberapa armada sebagai pesawat kargo/ Freighter murni untuk menghasilkan pemasukan lebih cepat.

Untuk penerbangan dalam negeri, serahkan pada Citilink. Bahkan pisahkan Citilink sebagai unit usaha BUMN yang mandiri sehingga dapat leluasa menjalankan strategi bersaing dengan tujuan menghasilkan pemasukan bagi Pemerintah. 

Untuk menjalankan fungsi pelayanan terhadap masyarakat,  bisa di buka alternatif menghidupkan kembali PT Merpati Nusantara yang khusus berfungsi sebagai jembatan udara antar wilayah dan penerbangan sipil perintis. Disini Merpati Nusantara hanya boleh mengoperasikan rute-rute pendek atau rute perintis dalam satu kepulauan saja.

Gunakan produk pesawat Propeller dalam negeri, yaitu Pesawat N219 dari PT Dirgantara Indonesia guna mendorong dan membantu perkembangan Industri strategis Indonesia. N-219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dan serba guna yang dikembangkan oleh PT. Dirgantara Indonesia (PTDI).

Spesifikasi dasar mencakup kapasitas 19 penumpang dan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney PT6A–42, masing-masing bertenaga 850 shp. Pesawat ini mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini memiliki MTOW 7270 Kg dan muatan maksimal 2,5 Ton. Transisi Penerbang / Cockpit Crew akan lebih mudah dan murah karena simulator juga bisa dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia sendiri.

Selain itu secara operasionalnya nanti Merpati Nusantara juga bisa melibatkan Pemda setempat, tentunya disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan.

Baca: PDI Perjuangan Salatiga Gratiskan 2.000 Masker & Pembersih

Dengan adanya perombakan dan perubahan strategis ini diharapkan Garuda Indonesia Group akan tetap bisa bertahan bahkan memperbaiki cash flow secara perlahan namun pasti. Hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh stake holders Penerbangan Sipil Nasional.

Pemerintah perlu mempermudah segala proses regulasi serta dukungan politis. Secara Internal, di tubuh Garuda Indonesia Group juga harus legawa menjalankan segala langkah konkrit dengan konsisten. Tidak mudah itu jelas, kerja keras itu pasti, namun semuanya itu demi tetap berkibarnya Merah Putih di Angkasa Indonesia.

Quote