Jakarta, Gesuri.id – Jajaran struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan periode 2019-2024 sudah resmi terbentuk.
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri telah melantik 26 orang kader PDI Perjuangan pada saat penutupan Kongres V di Grand Inna Bali Beach, Sanur, Sabtu (10/8).
Baca: Alasan Megawati Pertahankan Wajah Lama di Pengurus DPP
Meski ada beberapa wajah baru dalam struktur kepengurusan DPP PDI Perjuangan, namun wajah lama masih mendominasi. Setidaknya ada 20 nama lama yang kembali menjabat di kepengurusan baru partai berlambang banteng itu.
Hasto Kristiyanto misalnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah PDI Perjuangan pasca reformasi 1998, posisi sekretaris jenderal dijabat dua kali oleh satu orang. Hasto yang sudah menjabat sejak 2014, diperpanjang masa tugasnya oleh Megawati hingga 2024. Masalah berapa kali seseorang boleh menjabat sebagai sekjen pun tidak diatur dalam AD/ART partai berlambang banteng itu.
“Sekjen hanya sekali, ntar dulu dong, memang di anggaran dasar rumah tangga emang gitu bunyinya? Enggak,” ujar Megawati sebelum menyebut nama Hasto kembali menjadi sekjend saat penutupan Kongres V PDI Perjuangan.
Politisi senior PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo menilai wajar jika Hasto kembali terpilih sebagai sekjen. Dia mengatakan, ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan oleh Megawati sebelum kembali memilih Hasto sebagai “tangan kanannya”.
Salah satunya, menurut Tjahjo adalah keberhasilan Hasto yang menjadikan partai berlambang banteng itu menang di Pemilu 2019, sekaligus memenangkan pasangan Joko WIdodo-Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Ibu Ketum (Megawati) mempertimbangkan Pak Hasto sebagai sekjen menang pemilu, juga sebagai sekretaris tim sukses Pak Jokowi juga menang Pilpres,” ujar Tjahjo.
Baca: DPRD Yogya Dilantik, PDI Perjuangan Ucapkan Selamat
Tak hanya Hasto, dua anak kandung Megawati pun masih menjadi inkumben dan menempati posisi ketua bidang yang sama dengan periode sebelumnya. Muhammad Prananda Prabowo menjadi Kepala Ruang Pengendali dan Analisa Situasi (Situation Room) juga menjabat sebagai ketua DPP PDI Perjuangan bidang UMKM, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital.
Sedangkan Puan Maharani masih dipercaya memegang jabatan sebagai ketua DPP PDI Perjuangan bidang Politik dan Keamanan. Di periode sebelumnya, Puan sempat menjadi ketua DPP non aktif karena jabatannya di eksekutif sebagai Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan.
Megawati sempat menceritakan bahwa Puan kerap bingung dan bertanya kepada dirinya terkait tugasnya ke depan, apakah akan diletakan di DPR atau kembali menjadi menteri untuk lima tahun ke depan. Mendengar itu, Megawati hanya meminta Puan untuk bersabar, dia mengatakan posisi legislative maupun eksekutif sama-sama baik.
“Mbak Puan sudah bolak balik nanya, saya ini mau ditugasi ke legislatif atau ke eksekutif? Ya ntar tunggu saja, semunya sama-sama penting,” ucap Megawati.
Nama dan wajah lama lainnya yang masih bertahan dengan jabatannya di periode sebelumnya antara Ribka Tjiptaning, Sri Rahayu, Hamka Haq, Wiranti Sukamdai, Komarudin Watubun, Rohmin Dahuri, Utut Adianto, dan tiga bendahara partai yaitu Olly Dondokambey, Rudiyanto Tjen, dan Juliari Batubara.
Sedangkan dua posisi wakil sekretaris jenderal pun tergantikan. Sebelumnya jabatan tersebut dipegang oleh Ahmad Basarah yang di periode 2019-2024 menjadi ketua bidang luar negeri dan Eriko Sotarduga yang kini mejabat sebagai ketua bidang pemuda dan olah raga.
Sisanya, seperti Djarot Syaiful Hidayat, I Made Urip, Nusyirwan Soejono, dan Mindo Sianipar hanya berpindah bidang namun tetap menjadi ketua DPP PDI Perjuangan menggantikan beberapa nama lama.
Menteri Jokowi, Hingga Kepala Daerah
Meskipun didominasi wajah-wajah lama, setidaknya ada enam wajah baru di struktur kepengursan DPP PDI Perjuangan. Namun sebenarnya, mereka ini juga sudah terkenal di kalangan internal partai.
Misalnya, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly kini menjabat sebagai ketua bidang hokum, ham, dan perundangan-undangan menggantikan Trimedya Panjatian. Selain Yasonna, yang cukup mengejutkan adalah ditunjuknya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sebagai ketua bidang kebudyaan.
Megawati sendiri mengaku belum lama meminta kesediaan Risma untuk menjadi pengurus partai di tingkat pusat. Dia juga cukup terkejut saat Risma menyanggupi ajakannya.
“Ajaib juga ya, kok mau? Ini tidak bisa hadir karena sedang bongkar bongkar sekolah. Ketua bidang Kebudayaan adalah Ibu Tri Rismaharini,” ujar Megawati.
Selain Yasonna dan Risma, wajah baru lainnya adalah Wasekjen bidang Program Kerakyatan Sadarestuwati, Wasekjen bidang Program Pemerintahan Arief Wibowo, Ketua bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto, dan Ketua bidang Ekonomi Said Abdullah.
Baca: Puan Maharani Sumbang Sapi Kurban di DPC Klaten
Regenerasi
Banyaknya wajah lama yang mendominasi struktur kepengurusan DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024 menimbulkan pertanyaan soal regenerasi di dalam partai berlambang banteng itu. Megawati mengatakan tidak ada masalah dengan regenerasi di dalam internal partainya.
Megawati menegaskan PDI Perjuangan sudah memiliki sistem regenerasi sejak lama.
“Itu sudah ada proses baku di dalam regenerasi. Artinya di kami itu karena semuanya di mulai dari bawah,” ungkap Megawati saat menggelar jumpa pers usai penutupan Kongres V PDI Perjuangan.
Baca: PDI Perjuangan Kaltim Buka Peluang Milenial Masuk Pengurus
Menurut Presiden ke-5 RI itu, PDI Perjuangan selalu melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap seluruh kader yang diterapkan mulai dari tingkat daerah hingga pusat. Tujuannya untuk mengetahui mana tempat yang tepat untuk diduduki oleh kadernya di struktur partai, legislatif, maupun eksekutif. Selanjutnya, partai berlambang banteng itu juga melakukan psikotes untuk mencari kader-kader yang memiliki bakat sebagai calon pemimpin. Para kader yang direkrut juga diwajibkan untuk mengikuti sekolah partai.
"Itulah cara PDI Perjuangan merekrut yang namanya kader untuk nanti memperbanyak mereka yang bisa dijadikan pemimpin maupun calon-calon pemimpin yang didatangkan dari PDI Perjuangan," papar Megawati.