Jakarta, Gesuri.id - Calon Presiden RI dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, mengungkapkan keinginannya agar profesi guru benar-benar dimuliakan. Salah satunya dengan memberikan gaji yang layak.
Semasa masih menjabat Gubernur Jawa Tengah, sektor pendidikan mendapat perhatian khusus dari Ganjar. Visinya dalam membangun SDM unggul dan memutus rantai kemiskinan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Guru sebagai tulang punggung harus disejahterakan.
Selama ini terjadi kesenjangan yang begitu mencolok antara guru yang berstatus ASN dengan honorer terkait kesejahteraan. Pada 2017 Ganjar memangkas kesenjangan tersebut. Guru-guru honorer di Jateng, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA/K dan dinaikkan gajinya hingga setara UMK setempat. Jumlah tersebut masih ditambah 10 persen dari nominal UMK.
Kebijakan tersebut tentu disambut gembira. Guru-guru honorer yang sebelumnya hanya mendapat Rp200 ribu sampai Rp300 ribu perbulan pendapatannya lantas meningkat sepuluh kali lipat. Pada masa Gubernur Ganjar benar-benar merasakan pemerintah hadir ditengah-tengah mereka.
"Kita dihargai oleh provinsi, dimanusiakan," kata Titin Wulan Purnami. Guru Bimbingan Konseling SMA N 2 Kendal ini malah sempat ingin berhenti jadi pendidik gara-gara gajinya hanya Rp300 ribu per bulan. Kini, tiap bulan Titin mendapat Rp2.560.000,00.
Tidak hanya guru honorer, guru agama nonformal seperti guru mengaji atau guru sekolah minggu tak luput dari perhatian Ganjar.
Sebagai garda depan pendidikan moral dan moderasi beragama, kehadiran Pemprov Jateng diwujudkan Ganjar dengan memberi insentif kepada mereka sebesar Rp1,2 juta per orang per tahun. Sejak 2019 hingga 2023, sebanyak Rp1,2 triliun sudah dikucurkan Ganjar untuk para pengajar agama nonformal dari lintas agama.
Keinginan Ganjar untuk membangun SDM unggul tentu bakal diterapkan ketika kelak dirinya terpilih menjadi presiden. Profesi guru benar-benar harus dimuliakan. Gaji guru dalam bayangan Ganjar, paling tidak Rp10 juta per bulan. Bahkan pria berambut putih ini ingin gaji guru di Indonesia bisa Rp30 juta tiap bulan.
Bagaimana cara mewujudkannya? Apakah APBN sanggup membiayai cita-citanya itu?
Ganjar dikenal sebagai pemimpin kreatif. Tidak menyerah terhadap keadaan. Tengok saja bagaimana caranya mengentaskan kemiskinan di Jateng. Menyadari keterbatasan APBD, Ganjar menggandeng sebanyak mungkin pihak, seperti Baznas sampai CSR perusahaan untuk turut dalam pengentasan kemiskinan.
Untuk meningkatkan anggaran pendidikan, sejumlah cara bisa ditempuh. Misal, pengalihan subsidi energi dengan cara elegan sehingga tidak membebani rakyat.
Ganjar sudah mendorong rumah tangga di beberapa wilayah Jateng untuk migrasi ke pemanfaatan energi alternatif. Seperti pemanfaatan gas limbah tahu di Magelang dan gas rawa di Purworejo. Contohnya, sejak 2021 sebanyak 80 persen rumah tangga di Desa Sambak, Kajoran, Kabupaten Magelang sudah meninggalkan gas elpiji bersubsidi. Mereka beralih menggunakan biogas yang berasal dari limbah tahu.
Ganjar dikenal sebagai pemimpin kreatif. Tidak menyerah terhadap keadaan. Tengok saja bagaimana caranya mengentaskan kemiskinan di Jateng. Menyadari keterbatasan APBD, Ganjar menggandeng sebanyak mungkin pihak, seperti Baznas sampai CSR perusahaan untuk turut dalam pengentasan kemiskinan.
Untuk meningkatkan anggaran pendidikan, sejumlah cara bisa ditempuh. Misal, pengalihan subsidi energi dengan cara elegan sehingga tidak membebani rakyat.
Ganjar sudah mendorong rumah tangga di beberapa wilayah Jateng untuk migrasi ke pemanfaatan energi alternatif. Seperti pemanfaatan gas limbah tahu di Magelang dan gas rawa di Purworejo. Contohnya, sejak 2021 sebanyak 80 persen rumah tangga di Desa Sambak, Kajoran, Kabupaten Magelang sudah meninggalkan gas elpiji bersubsidi. Mereka beralih menggunakan biogas yang berasal dari limbah tahu.
Migrasi tersebut membuat mereka cukup mengeluarkan Rp15.000 per bulan untuk bahan bakar rumahtangga. Sebelumnya warga disana rata-rata menghabiskan Rp100 ribu per bulan untuk membeli gas elpiji 3 kilogram.
Bila pola migrasi ke energi alternatif tersebut diaplikasikan secara masif di level nasional, bayangkan berapa besar anggaran subsidi energi kita yang bisa dipangkas, kemudian dialihkan ke sektor lain. Misal pendidikan. Sekadar informasi, anggaran subsidi gas elpiji 3 kilogram pada APBN 2023 sebesar Rp117,85 triliun.
Melihat sepak terjangnya selama ini, keinginan Ganjar meningkatkan kesejahteraan guru bukanlah pepesan kosong. Dengan kreatifitas yang dimilikinya, sektor-sektor lain di Indonesia bakal mendapat perhatian yang merata. (Sumber)