Surabaya, Gesuri.id - Setelah arus balik, pasca liburan panjang Idul Fitri, masyarakat kembali pada rutinitas. Masuk kerja dengan tumpukan tugas-tugas. Menjalani hidup sehari-hari. Dan, membangun optimisme hari esok.
Sebagai kota urban, Surabaya menjadi jujukan warga dari berbagai daerah. Bekerja dan mencari rezeki di kota metropolitan. Menyusun masa depan yang lebih baik. Rumah-rumah kos kembali hidup. Pengurus kampung mendata warga-warga baru. Ekonomi menggeliat dan tumbuh. Aktivitas berangsur normal.
Surabaya harus terus menjaga momentum pertumbuhan. Tahun ini, diproyeksikan ekonomi tumbuh di atas 7 persen. Penting untuk mengonsolidasikan potensi-potensi ekonomi. Dan, mendorong tumbuh. Sektor UMKM, pariwisata, perdagangan, berbagai jenis ekonomi kreatif, kesenian dan kebudayaan, ekonomi pesisir, pasar rakyat, mal, okupansi hotel, restoran, kafe, dan lain-lain.
Baca: Cak Ji Minta Ida Dayak Tak Tebang Pilih Lakukan Pengobatan
Wali Kota Eri Cahyadi tahun ini menggelontorkan Rp 3 triliun untuk belanja UMKM. Angka itu setara 40 persen dari belanja barang dan jasa, sesuai peraturan Mendagri. Total APBD 2023 adalah Rp 11,2 triliun.
Harus dijaga momentum Surabaya menjadi daya tarik investasi. Maka, pelayanan perizinan terus digenjot, mudah dan cepat. Pelayanan birokrasi pun kita lihat terus berbenah. Tiada henti. Investasi yang tumbuh pada ujungnya membuka lapangan kerja.
Tenaga-tenaga usia produktif terserap, pengangguran terkurangi. Surabaya adalah kota yang toleran. Kebijakan Wali Kota Eri Cahyadi yang memajang ornamen-ornamen hari-hari besar agama adalah tepat. Hiasan Imlek, Natal, ogoh-ogoh Nyepi, Waisak, Ramadan, dan Idul Fitri terpajang di Balai Kota Surabaya dan jalan protokol.
Tahun ini, DPRD Kota Surabaya menyusun Rancangan Perda Inisiatif tentang Toleransi. Dan, Raperda Pendidikan Pancasila. Yang diharapkan memperkuat keguyuban di Kota Pahlawan ini. Para legislator membahas Raperda Kepemudaan. Anak-anak muda generasi masa depan harus terus diberi ruang untuk berkiprah.
DPRD juga memberikan dukungan Surabaya sebagai kota layak anak dunia, yang disupervisi CFCI (Child Friendly Cities Initiatives), di bawah naungan Unicef. Menyusul diraihnya penghargaan nasional, lima kali berturut-turut, sebagai kota layak anak kategori utama.
Setelah libur Lebaran, DPRD Kota Surabaya akan menggelar reses atau penjaringan aspirasi masyarakat pada 3–10 Mei. Akan dibukakan sesi bertemu Forum Anak Surabaya. Dengan begitu, anak-anak, kaum pelajar, punya pengalaman dan berbicara dengan pengambil kebijakan. Menyampaikan gagasan mereka, urun rembuk membangun kota ini.
Baca: Di Hari Pendidikan Nasional, Relawan Gen Ganjar Diluncurkan
Tahun ini, Surabaya juga bersiap-siap menyongsong pesta demokrasi. Pemilu 14 Februari 2024. Suhu politik meningkat hangat. Kampanye-kampanye akan semarak. Pertemuan-pertemuan warga digelar. Partisipasi publik Surabaya luar biasa. Wajar. Sebab, Surabaya barometer politik nasional dan Jawa Timur.
Saat ini calon-calon pemimpin masa depan semakin mengerucut. Itu terjadi setelah Ganjar Pranowo ditetapkan sebagai calon presiden RI 2024 oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 21 April lalu di Istana Batu Tulis, rumah Bung Karno, di Bogor. Ganjar dan kandidat lain menjadi buah bibir rakyat. Dalam obrolan di warung kopi, pasar, kampung-kampung. Di berbagai komunitas, di sela halalbihalal. Di semua media massa dan semua media sosial.
Kita songsong pesta demokrasi dengan penuh gairah sekaligus hati yang damai. Perbedaan pendapat dan beda pilihan sudah biasa. Toh, Surabaya tetap aman. Masyarakat telah terbukti bersikap dewasa menerima berbagai perbedaan.