Jakarta. Gesuri.id - Pada perayaan hari ulang tahun (HUT) PDI Perjuangan ke-46, Kamis (10/1), akun Instagram mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengunggah ucapan selamat ulang tahun untuk PDI Perjuangan. Ucapan itu diposting oleh timnya.
Baca: Rakornas PDI Perjuangan Hasilkan 12 Rekomendasi
Di foto yang diunggah, tampak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri sedang ikut memakaikan jas berwarna merah untuk Ahok. Foto itu diambil pada tahun 2016 silam.
"Diposting oleh @timbtp. Selamat #HUT46PDIPSeru. Semoga terus menjadi partai yang selalu mempersatukan Indonesia melalui nasionalisme dan selalu berpegang teguh untuk terus membumikan ideologi Pancasila. Foto : tahun 2016," demikian isi postingan akun Instagram Ahok tersebut.
Unggahan tersebut menimbulkan kembali beragam dugaan terkait pilihan politik Ahok pasca bebas dari penjara. Ya, menjelang kebebasannya pada 24 Januari 2019 mendatang, memang banyak orang yang menantikan sikap dan tindakan Ahok selanjutnya. Termasuk sikap dan tindakan di bidang politik.
Pada Desember 2018 lalu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, membocorkan keinginan Ahok untuk bergabung ke partai berlambang banteng itu.
"Kemarin, saya ketemu Pak Ahok. Cerita di situ, dia dirayu oleh partai tertentu untuk masuk," ungkap Djarot di acara Safari Politik Kebangsaan jilid III PDI Perjuangan di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (14/12).
Namun menurut Djarot, Ahok dengan tegas menolaknya karena ingin bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Dia (Ahok) bilang tidak. Kalau dia mau masuk partai, 'saya hanya ingin masuk PDI Perjuangan'," kata Djarot menirukan pernyataan Ahok.
Baca: Megawati Tegaskan PDI Perjuangan Bukan untuk Kader Karbitan
Bila benar-benar masuk PDI Perjuangan, Ahok mengaku ingin menjadi anggota biasa agar bisa membantu menyumbangkan pemikiran, dan membantu kader di tingkat ranting serta Pengurus Anak Cabang (PAC).
Djarot juga mengatakan, Ahok menginginkan hal tersebut karena pengurus partai yang mengisi jabatan di struktur eksekutif dan legislatif, sering lupa membantu kader yang kesulitan.