Jakarta, Gesuri.id - Komisi XI DPR Fraksi PDI Perjuangan Andreas Eddy Sustyo mengatakan rupiah sangat kuat di tengah terpaan krisis ekonomi global dan pelemahan mata uang negara-negara dunia lainnya, tak hanya di Indonesia.
Baca: Eva: Depresiasi Rupiah Jangan Dijadikan “Bola Politik”
Faktanya, ekonomi Indonesia masih bertumbuh, meskipun tidak banyak negara yang bisa bertumbuh diatas 5 persen.
"Nilai mata uang dibandingkan dengan nilai pembandingnya, kalau selama ini kita tekor dalam bentuk dolar, ya, pasti nilai rupiah kita turun. Jadi selama kita mengalami transaksi berjalan negatif, defisit, ya pasti akan turun," ujar Andreas.
Andreas mengatakan, selama ini uang dolar datang ke Indonesia dalam bentuk investasi seperti saham dan surat utang negara.
Namun karena kebijakan fiskal yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berakibat pada penarikan dolar di emerging market kembali ke Amerika.
Lantaran kebijakan Trump ini, defisit di Amerika yang selama ini ditutupi oleh aliran jangka pendek, ditutup dengan dolar yang beredar di luar Amerika.
Kebijakan Trump ini memiliki efek berantai kepada negara-negara yang kondisi ekonominya relatif rendah.
Baca: Caleg PDI Perjuangan: Krisis Rupiah dan Persatuan Bangsa
“Kondisi kita pada saat belum terpengaruh 'virus' dolar baik-baik saja, tapi pada saat terjadi kebijakan oleh Donald Trump, ternyata kondisi ekonomi Indonesia tidak sesolid seperti kondisi sebelumnya," ucap Andreas.