Ikuti Kami

Anjurkan Separatisme, Dandhy Laksono Tak Cocok di NKRI

Deddy menilai Dandhy tidak saja ahistoris, tapi juga tidak paham proses pembentukan negara-bangsa.

Anjurkan Separatisme, Dandhy Laksono Tak Cocok di NKRI
Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengatakan Pendiri WatchdoC sekaligus sutradara film dokumenter Sexy Killers, Dandhy Dwi Laksono, lebih cocok untuk tidak tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Deddy menyatakan hal tersebut sebagai respon terhadap cuitan Dandhy di akun Twitternya yang tampak meremehkan integrasi wilayah NKRI. 

Baca: Gus Mis : Banser Adalah Ormas Penjaga NKRI

“Orang ini (Dandhy) mungkin lebih cocok tidak tinggal di wilayah NKRI. Pernyataan ini bisa mendorong pikiran-pikiran dan tindakan disintegrasi karena dinyatakan secara terbuka dan dapat diakses oleh umum,” ujar Deddy di akun Facebooknya, Jumat (4/10). 

Deddy menilai Dandhy tidak saja ahistoris, tapi juga tidak paham proses pembentukan negara-bangsa. Bahkan, menurut Deddy, Dandhy  juga sudah menganjurkan separatisme. 

Karena itu, cuitan Dandhy itu bisa juga dikategorikan sebagai hasutan melawan bentuk negara. 

“Dia tidak punya imajinasi bahwa pernyataan itu bisa berakhir dengan konflik etnik, atau bahkan perang saudara seperti di Yugoslavia atau Rwanda!,” tegas Deddy.

Cuitan Dandhy sendiri berbunyi demikian:

“Apa yang salah dengan jadi negara kecil? Dari Sabang sampai Merauke itu sama dengan dari London-Moskow pp. Isinya “negara kecil” semua: Perancis, Belgia, Belanda, Jerman”

Baca: Ganjar Ajak Masyarakat Jaga NKRI Agar Tidak "Ambyar"

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Dandhy ditetapkan menjadi tersangka oleh kepolisian karena cuitannya soal kerusuhan di Jayapura dan Wamena, Papua. Cuitannya itu  dianggap mengandung provokasi.

Quote