Ikuti Kami

Azwar Anas Berbagi Pengalaman & Wawasan Pengelolaan Birokrasi Serta Strategi Pengentasan Kemiskinan

Pengelolaan birokrasi serta strategi pengentasan kemiskinan, meski dengan anggaran yang terbatas. 

Azwar Anas Berbagi Pengalaman & Wawasan Pengelolaan Birokrasi Serta Strategi Pengentasan Kemiskinan
Mantan Bupati Banyuwangi, Azwar Anas.

Jakarta, Gesuri.id - Mantan Bupati Banyuwangi, Azwar Anas membagikan pengalaman dan wawasan mengenai pengelolaan birokrasi serta strategi pengentasan kemiskinan, meski dengan anggaran yang terbatas. 

Anas mengungkapkan hal tersebut saat pembekalan kepada kepala daerah terpilih dari PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (12/2). 

Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas

Azwar Anas mengungkapkan bahwa selama menjabat, ia telah menulis beberapa buku yang berkaitan dengan birokrasi dan pemasaran. Salah satunya adalah buku berjudul “Anti Mainstream Birokrasi” hingga “Anti Mainstream Marketing” yang memuat kunci-kunci penting dalam memimpin birokrasi secara efektif.

Azwar Anas lantas berbicara mengenai pengentasan kemiskinan di Banyuwangi, yang di bawah kepemimpinannya berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 20,4 % menjadi 8 %, dan dilanjutkan sampai sekarang ke angka 6 %. Mantan MenpanRB itu lantas membeberkan cara-cara taktis dan strategis untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat meski dengan anggaran yang terbatas.

Diantaranya, pentingnya memiliki skala prioritas dalam pembangunan daerah. Ia menyarankan, agar kepala daerah tidak terjebak pada konsultan dari kampus yang terkadang tidak memahami kondisi geopolitik daerah, dan lebih fokus untuk memimpin langsung proses perencanaan pembangunan daerah.

Selanjutnya, Azwar Anas juga menilai harus ada skala prioritas pembangunan daerah. Menurutnya, skala prioritas itu penting karena karena setiap daerah memiliki prioritas yang berbeda-beda. 

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan PDI Perjuangan Tetap Kokoh

Ia mengungkapkan pengalamannya saat studi banding di Harvard University, Amerika Serikat. Ada tiga aspek utama dalam pengambilan keputusan daerah. Pertama, kapabilitas, Public Value atau nilai publik, dan dukungan legitimasi atau Supprot Legitimate. 

“Setiap pengambilan keputusan harus mengandung Public Value, karena kalau keputusan tidak berdampak kepada publik itu keputusan tidak sisting. Contoh ketika kami mengambil keputusan Banyuwangi festival, festival toilet bersih, festival kali bersih, tadinya orang mencibir.  Tapi ini ada public value, value-nya apa? Kalau toiletnya saja bersih apalagi yang lain. Kalau sungainya saja bersih berarti ini halaman depan kita dan halaman belakang kita sama. Pariwisata bisa digenjot,” beber Azwar Anas.

Quote