Ikuti Kami

Banteng Kota Probolinggo Gelar Cap Jempol Darah Untuk Dukung Megawati

Mereka secara bergantian mengambil darah dari jempolnya dengan lancing pen.

Banteng Kota Probolinggo Gelar Cap Jempol Darah Untuk Dukung Megawati
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Probolinggo H. Nasution.

Jakarta, Gesuri.id - Pengurus, kader hingga simpatisan PDI Perjuangan Kota Probolinggo melakukan pembubuhan cap jempol darah, sebagai simbol dukungan untuk Megawati Soekarnoputri.

Siang itu ratusan kader dan simpatisan dari pengurus anak ranting, anak cabang, pengurus DPC dan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Probolinggo memenuhi kantor DPC PDI Perjuangan Kota Probolinggo di Jalan Brantas, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan.

Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional

Mereka secara bergantian mengambil darah dari jempolnya dengan lancing pen. Kemudian darah yang keluar dibubuhkan di atas spanduk berwarna putih yang sudah dibentangkan.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Probolinggo H. Nasution mengatakan, pembubuhan cap jempol berdarah ini merupakan bentuk dukungan penuh dan kesetiaan mereka terhadap Ketua Umum Megawati Sukarnoputri yang dikabarkan akan maju kembali sebagai calon ketum pada Kongres PDIP April 2025 mendatang.

Menurut Cak Yon, sapaan Nasution, PDI Perjuangan Kota Probolinggo bulat tidak lonjong mendukung ketua umum Megawati dalam kongres April 2025. “Kami tetap solid di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri. Kami sudah sepakat, berikrar, dan berjanji bahwa tahun 2025 dalam Kongres PDIP ke-6 akan tetap mencalonkan dan mengukuhkan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP,” katanya.

Nasution menambahkan, pembubuhan cap jempol darah ini bukan yang pertama kali mereka lakukan. Aksi serupa, sudah pernah dilakukan saat perjuangan massa PDI (Partai Demokrasi Indonesia) Pro Megawati, yang pernah diintervensi oleh rezim Orde Baru.

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan PDI Perjuangan Tetap Kokoh

Peristiwa pembubuhan cap jempol darah pun dilakukan saat peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 silam di DPD PDIP Jawa Timur, Jalan Pandegiling Nomor 223. Dokumen 'berdarah' sebagai wujud kesetiaan kepada Megawati itu lalu dikirim ke Kantor PDI pusat, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta.

“Hal ini mengigatkan kita kembali pada tahun 1996, bagaimana Megawati Soekarnoputri didudukkan menjadi ketua umum dengan didukung penuh oleh rakyat tanpa embel-embel apapun. Maka dari itu, seluruh kader dari tingkat bawah sampai atas harus tetap utuh, solid, dan jangan mau dipecah belah,” tambah Cak Yon.

Quote