Sidoarjo, Gesuri.id - Selamat lahirnya Dedication of Life Tanggal 10 September, dalam setiap perhelatan yang digelar PDI Perjuangan selalu diisi dengan pembaca teks dedication of life.
Dedication of Life ini merupakan sebuah karya yang ditulis Proklamator sekaligus Presiden pertama RI, Soekarno atau populer dipanggil Bung Karno.
Baca: Bung Karno dan Tahun Vivere Pericoloso
"Setiap acara PDI Perjuangan, kita bacakan 'Dedication of Life'. Ini penting agar kita tidak lupa perjuangan yang dirintis Bung Karno," kata Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sidoarjo, Samsul Hadi.
Samsul Hadi juga menjelaskan, Dedication of life adalah sebuah bukti pengabdian Ir. Soekarno kepada negara Republik Indonesia. Dedication of Life punya substansi mengajak segenap warga negara untuk melakukan pengabdian kepada bangsa dan negara.
Sebagai penolak lupa perjuangan yang Bung Karno rintis untuk negeri ini. Dedication of Life mengingatkan bahwa kehidupan memiliki arti kehidupan adalah sebuah pengabdian.
Maka dari itu, Samsul Hadi percaya bahwasanya Dedication of Life yang ditulis oleh Bung Karno tidak hanya sekedar tulisan belaka. Tetapi bisa menjadi Roh perjuangan bagi generasi masa depan Indonesia dan memiliki 3 Point penting yaitu kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa.
"Kita tidak boleh lupa mari membumikan perjuangan yang Bung Karno yang rintis untuk negeri ini. Dedication of Life mengingatkan bahwa kehidupan memiliki arti. Kehidupan adalah sebuah pengabdian," Ucap Politisi Muda dari PDI Perjuangan tersebut.
Baca: Ketika Bung Karno Lepas Pangkat di Makam Rasulullah SAW
Berikut Teks Dedication Of Life :
“Saya adalah manusia biasa. Saya des tidak sempurna. Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa.
Itulah dedication of life-ku.
Djiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta mendjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku.
Tanpa djiwa pengabdian ini saja bukan apa-apa. Akan tetapi dengan djiwa pengabdian ini, saja merasakan hidupku bahagia,- dan manfaat. Soekarno, 10 September 1966“.