Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari, memberikan pernyataan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar terkait kebijakan Amerika Serikat yang menaikan suku bunga, serta China yang mendepresiasi mata uang yen.
Baca: Eva Sundari: Saatnya Beralih ke Pertanian Organik
Kondisi keperkasaan dolar juga dialami oleh hampir seluruh dunia. "Ini masalah umum, di seluruh emerging economies di seluruh dunia. Ini akibat Fed yang naikin bunga dan direspons China yang mendepresiasi yen. Ibaratnya gajah tarung, para pelanduk kejepit," ujar Eva, Selasa (4/9).
Anggota Komisi XI DPR itu lalu membandingkan nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain. Baginya, Jokowi berhasil menjaga nilai tukar rupiah tak terpuruk.
"Indonesia relatif rendah depresiasi rupiahnya dibanding Turki, misalnya, yang hancur sehingga sekarang menjadi pasien IMF. Jadi Jokowi relatif berhasil menjaga rupiah tidak anjlok seburuk yang lain-lain," jelas Eva.
Jika Indonesia dibandingkan dengan kondisi krisis moneter masa lalu, Eva memandang situasi era Jokowi jauh lebih baik. Dia lalu memberi contoh rendahnya inflasi hingga cadangan devisa yang terjaga.
Baca: Caleg PDI Perjuangan: Krisis Rupiah dan Persatuan Bangsa
"Misal ekonomi masih tumbuh, inflasi rendah, cadangan devisa masih banyak, capital inflowmasih ada, dan seterusnya yang umumnya kebalikan dari sikon krisis '97," tuturnya.