Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno atau Bung Karno, sebagai rujukan pergerakan PDI Perjuangan sangat menghargai dan mencintai ulama, termasuk para ulama Nahdlatul Ulama (NU).
"Bung Karno tak pernah lupa sowan ke ulama ketika berkunjung ke daerah-daerah," ujar Gus Falah saat dialog PDI Perjuangan memperingati hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-96, Sabtu (12/2).
Baca: Fitnah Bung Karno, Repdem Polisikan Haikal Hasan
Gus Falah pun memaparkan ketika Bung Karno merumuskan Pancasila, beliau selalu meminta dawuh atau petunjuk dari Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy'ari dan putranya yang juga ayah dari Gus Dur, K. H. Abdul Wahid Hasjim.
Bung Karno juga meminta petunjuk dari Hadratusysyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah dalam menentukan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, serta merumuskan konsep silaturahmi atau 'Halal Bi Halal'.
Kecintaan Bung Karno pada NU, sambung Gus Falah disampaikan secara eksplisit saat muktamar NU ke-23, 28 Desember 1962.
“Saya sangat cinta sekali kepada NU. Saya sangat gelisah jika ada orang yang mengatakan bahwa dia tidak cinta kepada NU. Meski harus merayap, saya akan tetap datang ke mukamar ini, agar orang tidak meragukan kecintaan saya kepada NU!” demikian pernyataan Bung Karno, yang dikutip Gus Falah.
Baca: Repdem Banjar Siap Perkuat PDI Perjuangan Jawa Barat
Gus Falah melanjutkan, NU dan PDI Perjuangan memiliki garis perjuangan sama mengenai kesejahteraan masyarakat. NU memikirkan umat, sedangkan PDI Perjuangan menjadikan wong cilik sebagai arus perjuangan.
“Jadi saya pikir NU dengan PDI Perjuangan, nasionalis-religius dalam konteks ini, ya, sama-sama bagaimana manusia itu dimanusiakan dan dalam hal ini masih banyak kaum yang termarginalkan,” papar Gus Falah yang juga Ketua Tanfidziyah PBNU itu.