Surabaya, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan, Hamka Haq menyebutkan bahwa peristiwa perebutan kekuasaan pemerintahan oleh Taliban di Afghanistan memiliki potensi untuk mempengaruhi gerakan dan taktis kelompok radikal di Indonesia.
Baca: Aria: KKB Papua Serang Nakes Bukti Teror Barbaristik !
Dia menjelaskan, secara historis konflik di Afghanistan telah terjadi sebagai akibat dari perang dingin perebutan kekuasaan dan pengaruh dari dua kekuatan dunia masa itu, antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
"Jadi sebenarnya mujahidin awalnya itu dibantu Amerika untuk berperang dengan Soviet. Itu pada awalnya dibantu oleh Amerika, namun dalam faksi-faksi islam ini terjadi konflik antara Mujahidin ini dengan Taliban," terang Hamka Haq dalam kegiatan Webinar yang bertajuk Dampak Perubahan Politik Afganistan Terhadap Ketahanan Ideologi Indonesi yang diselenggarakan oleh Badiklatda DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Jumat (17/9).
Hadir juga sebagai Panelis pengamat geostraregis Dr. Conie Rahakundini Bakrie,kegiatan dibuka oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno,acara dipadu oleh Yordan Batara Goa,diikuti oleh 500 lebih peserta dari para kader dan masyarakat umum. Hadir juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim yg juga kepala Badiklat Daniel Rohi
Konflik yang terjadi di Afganistan kemudian menarik masuknya aktor-aktor baru seperti kelompok radikal seperti Al-Qaeda dan Islamic States of Iraq and Syria (ISIS).
Belajar dari peristiwa yang terjadi di Afganistan, Hamka Haq berpandangan pengaruh ideologi radikal kanan juga tengah berupaya menghegemoni pandangan masyarakat Indonesia.
"Mereka menganggap bid'ah seluruh apa yang tidak pernah dilaksanakan oleh Rasul, sehingga harus diberantas semua. Kemudian juga memandang pemerintah itu adalah pemerintah yang thogut yang harus ditumbangkan, jadi ini yang menjadi ciri dari radikalisme," ungkapnya.
Hamka Haq mengingatkan, walaupun secara landasan hukum, berbagai ormas radikal sudah ditetapkan sebagai organisasi terlarang. Tapi organ-organ organisasi terlarang tersebut masih memiliki anggota yang terus beraktivitas dan menyebarkan paham-paham radikal setiap hari.
"Meskipun organisasinya sudah dibubarkan tapi orang-orangnya masih hidup. Ini yang harus kita waspadai dari pendidikan dan keseharian masyarakat. Ini tugas PDI Perjuangan untuk mengawal Pancasila bersama-sama dengan NU dan Muhammadiyah," imbuhnya.
Tugas kepada kader-kader PDI Perjuangan yang ada di Jawa Timur bahkan seluruh Indonesia adalah benar-benar melindungi masyarakat disekitar kita dari paparan ideologi radikal yang bertujuan untuk menumbangkan pemerintah melalui cara-cara inkonstitusional.
Baca: PDI Perjuangan Pastikan Tak Inginkan Presiden Tiga Periode
Pencegahan melalui pendekatan secara personal serta memberikan pengawasan terhadap infiltrasi kelompok-kelompok radikal di tengah masyarakat harus benar-benar diperhatikan.
"Teroris itu maunya menumbangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui gerakan bersenjata. Organisasi radikal tersebut, bertransformasi menjadi gerakan teroris itu adalah biologinya sama dengan Taliban," tandasnya.