Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut momen halal bihal yang selalu menjadi sebuah tradisi pada saat hari raya Idul Fitri sangat relevan dengan dengan situasi politik saat ini. Dia menegaskan, sudah saatnya sesama anak bangsa untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan.
Baca: Mudik Lancar, PDI Perjuangan Apresiasi Kinerja Pemerintah
"Pileg dan Pilpres sudah selesai dengan partisipasi rakyat yang begitu tinggi. Saatnya kedepankan persatuan nasional, ke depankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Semua menyatu dalam semangat halal bi halal," ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Senin (3/6).
Istilah Halal bi halal sendiri, kata Hasto, mulai diperkenalkan ada tahun 1948 oleh Bung Karno dan KH Wahab Chasbullah atau Kyai Wahab. Pada saat itu, Bung Karno meminta pendapat Kyai Wahab atas situasi bangsa dan negara dimana elit politiknya terpecah, saling curiga, sehingga diperlukan cara yang efektif untuk menggunakan momentum lebaran, membangun persaudaraan nasional.
Awalnya Kyai Wahab mengusulkan pada saat Idul Fitri diadakan silaturhmi nasional. Namun hal itu ditolak oleh Bung Karno karena dirasa terlalu biasa. "Maka, Kyai Wahab kemudian mengusulkan istilah halal bi halal," kata Hasto.
Mengutip pernyataan Kyai Wahab, Hasto mengatakan pada saat itu banyak elite politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa, sedang dosa itu hukumnya haram.
Baca: Harga Tiket Pesawat Meroket, Menhub Tidak Lindungi Rakyat
"Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Maka jadilah halal bi halal sebagai tradisi yang terbukti menyatukan," papar Hasto.
Maka, ia berharap hari raya Idul Fitri tahun ini mampu membawa semangat dari makna halal bihalal yang tujuannya untuk menyejukan segala perbedaan, khususnya setelah berlangsungnya Pemilu 2019.
"Semua menyatu dalam semangat halal bi halal. Jadikan lebaran dengan makna halal bi halal yang sejati," imbuh Hasto.