Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan peringatan Hari Pahlawan juga harus dimaknai sebagai puncak militansi pejuang bangsa terhadap bendera nasional Indonesia, Sang Saka Merah Putih.
"Bendera Merah Putih adalah lambang supremasi kedaulatan negeri. Itulah satu-satunya bendera kebangsaan yang dikibarkan dengan semangat menyala-nya pada tanggal 27 Oktober 1945, setelah salah seorang pejuang bangsa berhasil memanjat Hotel Orange Surabaya, merobek warna biru dalam bendera Belanda, dan menghadirkan bendera Merah Putih, yang menjadi bendera Indonesia," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu (10/11).
Baca: Hasto: Kita Harus Bangga Dengan Budaya Sendiri
Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu menyikapi peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 Nopember.
Menurut Hasto, peringatan Hari Pahlawan bukan sekadar menghormati jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur dalam perang melawan penjajah guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dengan demikian, kata dia, kibaran bendera Merah Putih adalah lambang perjuangan anak negeri, yakni perjuangan yang disertai niat tulus, suatu "dedication of life" bagi bangsanya.
"Bagi para penjuang, kemerdekaan dan berdaulat di negeri sendiri adalah harga mati. Mereka berjuang bagi kejayaan negeri, tanpa pernah mengkalkulasi apa yang didapat dari Ibu Pertiwi," katanya.
Kibaran bendera Merah Putih saat ini, menurut Hasto, menjadi simbol perjuangan dan prestasi bagi keharuman negeri.
Baca: HUT TNI Ke-73, Hasto: Jangan Lupakan Kesejahteraan Prajurit
Semangat inilah, kata dia, yang bangkit kembali pada momentum Asian Games dan Asian Para Games. Para atlet Indonesia dengan tetesan keringatnya mengibarkan bendera Merah Putih, membangkitkan kebanggaan, rasa percaya diri, dan keharuman negeri.
"Kita hadirkan pahlawan masa kini yang dengan caranya telah berjuang bagi keharuman bangsanya," katanya.