Jakarta, Gesuri.id - Hari Ulang Tahun (HUT) PDI Perjuangan ke-46 memiliki makna tersendiri bagi Eviyanti Kumala Dewi Batubara (29). Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dari PDI Perjuangan mewakili Dapil Kepri 5 itu mengatakan usia 46 merupakan usia yang cukup matang bagi sebuah partai politik.
Baca: Megawati: Pancasila Dibutuhkan Demi Keselamatan Bangsa
Pasalnya, pada usia tersebut, wanita muda yang akrab disapa Dewi ini berharap ke depannya PDI Perjuangan akan semakin solid dan tetap teguh sebagai partai kader.
Hal itu dikatakan Dewi di sela acara Hari Ulang Tahun PDI Perjuangan ke 46, sekaligus Rakornas di Jakarta International Expo Kemayoran, Kamis (10/1).
"Dengan soliditas dan konsistensi itu, PDI Perjuangan akan mampu menjadi kekuatan yang menjaga Pancasila dan kebhinekaan," ujar Caleg dengan nomor urut 3 itu.
Dewi juga mengatakan, sebagai caleg sekaligus kader partai yang loyal, ia berupaya memperjuangkan ideologi partai dalam perjuangannya meraih kursi DPRD Kepri.
Ideologi partai itu berusaha diwujudkannya dengan memperjuangkan kepentingan kaum milenial, perempuan dan anak-anak. Ia menjelaskan, di dapilnya nasib berbagai kalangan tersebut memang perlu diperjuangkan.
Hal itu karena di kawasan yang menjadi Dapil nya memang masih banyak masyarakat kelas menengah ke bawah.
"Jadi, visi saya adalah bagaimana nasib kaum milenial, perempuan dan anak-anak di Dapil saya lebih diperhatikan oleh negara," ujar alumni GMNI ini.
Selain ideologi partai, Dewi juga memperjuangkan terlaksananya program-program pemerintahan Presiden Jokowi di Dapilnya. Hal ini, lanjutnya, karena PDI Perjuangan merupakan partai pendukung utama Pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca: Megawati Tegaskan PDI Perjuangan Bukan untuk Kader Karbitan
Dewi mengatakan dirinya mengawal terlaksananya program-program pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat. Ia juga mensosialisasikan pada masyarakat bahwa seluruh program itu merupakan kebijakan Presiden Jokowi.
"Apalagi program-program pemerintah itu masih belum banyak diterima masyarakat, salah satunya karena lambannya birokrasi pemda setempat yang secara politik tidak bersinergi dengan kita," ujar Dewi.