Jakarta, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan Sumut menggalang cap jempol darah sekaligus mimbar bebas sebagai bentuk dukungan kepada Megawati Soekarnoputri agar tetap menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan di Kongres tahun depan.
"Cap jempol darah itu bagian dari komitmen seluruh kader untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Ketua Umum Profesor Hj Megawati Soekarnoputri dan seluruh kader menginginkan Profesor Hj Megawati Soekarnoputri kembali mengambil alih kepimpinan menjadi Ketua Umum pada Kongres ke depan untuk menjaga kekuatan PDI Perjuangan itu," kata Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Bidang Komunikasi Politik Aswan Jaya, Sabtu (28/12).
Baca: Berikut Aksi Nyata yang Dilakukan Ganjar Pranowo
Pengumpulan cap jempol darah dan mimbar bebas itu awalnya dilaksanakan pada 27-28 Desember 2024. Namun diperpanjang sampai 8 Januari 2025 sebagai catatan dihentikan selama tahun baru.
Aswan menjelaskan jika mimbar bebas ini dihadirkan dalam rangka HUT ke-52 PDI Perjuangan. Selain itu, kehadiran mimbar bebas itu juga untuk menyikapi situasi PDI Perjuangan yang disebut sedang diobok-obok oleh Mulyono.
"Mimbar bebas ini dalam rangka hari ulang tahun PDI Perjuangan yang ke-52, sekaligus juga menyikapi situasi politik dimana PDI Perjuangan dalam situasi yang sedang diawut-awut atau diobok-obok oleh satu kekuatan yang kami sebut kekuatan Mulyono," jelasnya.
Oleh karena itu, PDI Perjuangan merapatkan barisan mulai dari DPP hingga anak ranting. Nantinya kader bakal menyampaikan sikap politiknya di mimbar bebas itu.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
"Untuk itu lah kami merapatkan barisan, seluruh kader dari tingkat DPP sampai tingkat anak ranting untuk menyampaikan sikap politiknya dalam satu barisan dari ancaman rongrongan kekuatan politik yang datang dari luar," ucapnya.
Aswan menuturkan jika kader nanti bisa menyampaikan orasi mulai dari supremasi hukum hingga isu sosial politiknya lainnya. Pihaknya juga bakal mengundang politisi hingga budayawan dalam mimbar bebas itu.
"Mimbar bebas ini akan kita lakukan sampai 8 Januari dengan berbagai tema, supremasi hukum, ekonomi politik, isu-isu buruh tani nelayan, isu-isu konflik agraria, isu-isu demokratisasi dan sebagainya dengan mengajak berbagai tokoh politisi, pakar hukum, budayawan dan lain sebagainya akan kami kasih panggung," tutupnya.