Yogyakarta , Gesuri.id - Ribuan kader Banteng Jogja menyatakan kesiapan untuk menjaga harkat dan martabat kehormatan PDI Perjuangan. Ikrar kader ini juga akan dilakukan oleh kader partai di 10 provinsi lainnya.
Pembacaan tiga pokok ikrar kader PDI Perjuangan menjadi satu tekad untuk terus berjuang menegakkan demokrasi di Indonesia.
Sumpah atau ikrar itu disampaikan saat sesi Penggemblengan Kader PDI Perjuangan Yogyakarta, Sabtu (20/7). Disaksikan oleh Komaruddin Watubun yang merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang kehormatan, Ketua DPP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Berty Talapessy, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pusat Letjen TNI Purn Ganip Warsito, serta Wasekjen PDI Perjuangan Yoseph Aryo Adhie.
Tampak pula Mayjen TNI (Purn) Saud Tamba Tua dan Brigjen TNI Mar (Purn) Donar Rompas. Jajaran PDI Perjuangan Yogyakarta dipimpin ketuanya Nuryadi, beserta pengurus mulai DPD, DPC, PAC, pengurus ranting hingga anak ranting dan Satgas PDI Perjuangan Yogyakarta.
Pembacaan Ikrar itu dipandu oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta Eko Suwanto. Berikut isi ikrar itu.
“Banteng Jogja berikrar:
1. Siap bergerak menjaga harkat, martabat dan kehormatan Ketua Umum PDI Perjuangan Prof.Dr. Megawati Soekarnoputri beserta jajaran pengurus dan simbol-simbol partai;
2. Siap menjaga ideologi, marwah dan kehormatan partai, serta lambang lambang partai
3. Siap berjuang dan bergotong royong memenangkan pilkada serentak tahun 2024.”
Komarudin Watubun mengajak seluruh kader partai untuk terus bergerak dan berjuang saat merasakan keadilan terusik di negeri ini.
"Ini pangggilan sejarah, gerakan alam, ketika Ibukota Republik ada masalah di Jakarta di awal kemerdekaan, Ibukota dipindah ke Jogja. Kita banteng bergerak dan berjuang dari tanah Mataram kita mulai berjuang," kata Komarudin Watubun.
Komarudin menegaskan sebagai landasan gerak perjuangan, nilai dan ajaran Bung Karno penting menjadi pedoman utamanya saat masih ada ketidakadilan terjadi di Republik Indonesia.
Melalui penggemblengan ini, disebutkan menjadi awal rangkaian peringatan Peristiwa 27 Juli 1996 yang akan digelar di berbagai kota di Indonesia.
"Banteng tidak pernah menyerah untuk berjuang, selama keadilan belum merata, kelak pasti akan petik hasilnya, jangan berhenti. Ke dalam boleh kritik, ada yang berjuang tulus ikhlas, minum air dari tanah Indonesia. Perjuangan pendahulu wajib dilanjutkan," kata Komarudin Watubun.
Mengenai rangkaian peringatan Peristiwa 27 Juli 1996, secara keseluruhan akan digelar di 10 provinsi sebagai bagian dari upaya untuk terus berjuang menegakkan demokrasi.
Komarudin menyatakan semua tidak boleh lupa sejarah dan tidak berhenti berjuang kala melihat masih ada ketidakadilan di negeri ini.
"Kebenaran hanya bisa disalahkan tapi tidak akan dikalahkan. Kita titip yang muda, pesan Bung Karno, selama masih ada tangisan di gubug derita revolusi belum selesai, jiwa dan sanubari berjuang sampai keadilan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Komarudin Watubun.
Ditambahkan, berkaca dari perkembangan politik nasional, seluruh kader PDI Perjuangan penting untuk tetap konsisten dalam berdemokrasi dan jaga nilai-nilainya.
"Hari ini Pertiwi memanggil untuk berjuang, boleh beda pendapat, jangan karena alasan ada partai besar datang lalu numpang, berkhianat pada partai, itu bikin sakit," kata Komarudin Watubun.
Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Nuryadi menyatakan kader PDI Perjuangan Yogyakarta harus selalu menjaga nilai berdemokrasi. PDI Perjuangan sebagai partai besar telah mendapatkan kepercayaan rakyat dan menang di legislatif. Tahun 2024, akan ada pemilihan kepala daerah serentak dan seluruh kader diajak untuk bisa menangkan calon yang kelak diajukan dan mendapatkan rekomendasi DPP PDI Perjuangan.
"Beda pendapat boleh, tapi kala Ketua Umum Ibu Megawati sudah tentukan sikap maka harus kita menangkan siapapun calon kepala daerah yang menerima rekomendasi, siap ya," tegas Nuryadi, Ketua DPD PDI Perjuangan Yogyakarta.