Jakarta, Gesuri.id - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri resmi membuka pameran Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan Perpustakaan Nasional RI di Auditorium LIPI Lantai 2, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/4).
Memperingati 63 tahun KAA, pameran digelar sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat akan sejarah yang harus diingat demi meningkatkan pembangunan karakter bangsa. Hal itu terkait peran Presiden pertama RI Soekarno yang dinilai telah membuka cakrawala pemikiran baru bagi dunia dalam pidatonya di KAA yang berjudul 'Unity in Diversity Asia Africa' pada 18-24 April tahun 1955 di Bandung.
Dalam pidatonya, putri dari Bapak Bangsa Indonesia yang juga peserta KAA termuda tersebut mengungkapkan, KAA yang diikuti oleh 200 delegasi dari 29 negara itu telah menghasilkan sebuah komunike akhir yang sangat bersejarah, yaitu 'Dasa Sila Bandung'. Sebagaimana diketahui, dalam 10 tahun setelah KAA berlangsung, ada 41 negara yang memproklamirkan kemerdekaannya di Asia dan Afrika.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak dan juga kepada UNESCO yang telah menetapkan arsip KAA sebagai 'Memory of The World' pada tanggal 9 Oktober 2015. Dengan penetapan itu berarti semangat gotong-royong dan solidaritas, serta persatuan dalam keragaman yang disuarakan dalam KAA diakui sebagai ingatan kolektif dunia," ungkapnya.
Baca: Islam, Bung Karno dan PDI Perjuangan
Lebih lanjut Ketua Umum PDI Perjuangan itu menilai, Bung Karno memiliki peran besar dalam peradaban dunia bukan saja sebagai kepala negara dan pemerintahan, namun juga sebagai tokoh yang memiliki pemikiran-pemikiran dalam mengubah dunia.
Selain pidato dalam KAA, pidato-pidato lain Bung Karno dinilai telah memberikan perubahan siginifikan dalam percaturan politik dunia. Salah satunya pidato berjudul 'To Build The World a New atau Membangun Dunia Kembali' yang disampaikan pada sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca: Tulisan Bung Karno Dorong Lahirnya Gerakan Rampak Sarinah
"Bung Karno tidak menginginkan dunia dibelah dalam dua blok. Bung Karno menginginkan adanya suatu tata dunia baru, suatu semangat 'To Build the World New.' Dunia yang kokoh, sehat dan kuat. Dunia tempat semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan," tutur Megawati.
Menurut Megawati, Pidato Bung Karno di KAA, PBB, dan GNB adalah satu kesatuan. "Jadi, ketika arsip KAA diakui sebagai 'Memory of The World' oleh UNESCO, maka arsip pidato di PBB dan GNB pun sangat layak untuk menjadi 'Memory of The World'," ucapnya.
Megawati berharap, masyarakat dapat menengok dan mau belajar dari sejarah. Bukan hanya Indonesia, tetapi juga dunia.